MANGALA SUTTA, Sutra Tentang Berkah Utama (3)
BERKAH KE 20:
MENGHINDARI MINUMAN (DAN OBAT) YANG DAPAT MELEMAHKAN KESADARAN.
Mabuk sepenuhnya, seseorang tidak sadar namun harus menderita ketika ia bangun. Setengah mabuk, seseorang mampu melakukan tindakan yang memalukan saat ia sadar.
Alkohol di Barat adalah zat yang terutama terkait dengan relaksasi dan perayaan. Kebanyakan orang barat akan menghindar dari petunjuk bahwa alkohol adalah agen penghancur. Anggur bahkan telah dimasukkan ke dalam upacara Kristen yang paling sakral — Misa. Bagi sebagian orang, alkohol sering kali merupakan jalan keluar bagi hal-hal gelap dan sulit dalam kehidupan. Karena sejarah penerimaannya yang lama, alkohol tetap berakar dalam gagasan Barat tentang kehormatan.
ASAL MULA ALKOHOL - SEBUAH KISAH JATAKA
Ada kisah menarik tentang asal mula alkohol seperti yang diceritakan dalam Khumbha Jātaka. (Jātaka adalah kumpulan literatur yang asli dari India mengenai kelahiran Sang Buddha sebelumnya)
Dahulu kala, sebelum alkohol diproduksi secara komersial, alkohol dibuat secara tidak sengaja, jauh di dalam hutan Kasi di India kuno. Di hutan ada pohon tertentu dengan celah di antara cabang cabang nya. Air hujan tertampung di celah ini. Buah-buahan seperti myrobalans (beri) dan lada dari pohon-pohon di sekitarnya jatuh di air. Di kaki pohon ada tanaman padi, dan burung-burung di hutan akan mengumpulkan benih padi dan bertengger untuk memakannya di dahan pohon. Beberapa biji jatuh di air di celah pohon juga. Air, buah, dan beras di celah pohon dihangatkan oleh panasnya matahari sampai terfermentasi menjadi alkohol, mengubah warna, rasa, dan baunya. Bau itu menarik burung-burung. Beberapa dari mereka meminumnya, salah mengira sebagai air. Setelah hanya seteguk, burung-burung akan jatuh dari pohon tanpa sadar.
Tumpukan burung di bawah pohon tidak luput dari pandangan seorang rimbawan bernama Sura yang kebetulan lewat. Dia memperhatikan burung-burung terus jatuh dari pohon satu per satu. Bahkan, burung-burung itu mengantuk, dan ketika mereka akhirnya bangun, mereka bisa terbang. Sura penasaran dan membayangkan bahwa pasti ada sesuatu yang istimewa di atas pohon itu. Dia memanjat pohon dan menemukan cairan khusus di celah dengan aroma menggoda. Dia menyesap cairan fermentasi. Pada saat dia memanjat pohon, dia mulai merasa bingung. Dia kemudian memanggang burung-burung dan memanjat pohon untuk mendapatkan lebih banyak cairan untuk diminum. Cairan terasa lebih baik dengan burung panggang. Efek alkohol membuatnya merasa seperti bernyanyi dan menari sendirian di hutan. "Minuman yang luar biasa," pikirnya dalam hati.
Sura terpikat pada minuman "ajaib" ini. Dia berfantasi bahwa jika dia bisa menemukan cara untuk menyeduh cairan ini dalam skala besar dan menjualnya kepada orang-orang di desa terdekat dia akan kaya. Akhirnya, dia menemukan cara untuk menyeduh cairan dalam jumlah besar. Tidak lama sebelum dia membuat orang-orang di desa kecanduan minumannya. Sayangnya, semakin banyak orang minum, semakin sedikit keinginan mereka untuk mencari nafkah. Mereka akan mabuk total sepanjang hari.
Segera, seluruh desa bangkrut karena orang-orang terlalu mabuk untuk bekerja. Sura pindah ke desa lain untuk mencari pelanggan baru. Hal yang sama terjadi. Begitu orang-orang mabuk, mereka akan meninggalkan pekerjaan mereka dan, akhirnya, desa itu bangkrut. Pada akhirnya, seluruh kerajaan berada dalam kehancuran finansial. Sura kemudian pindah ke kerajaan lain. Hal yang sama terjadi di sana juga, jadi dia pindah ke kerajaan lain lagi, Kerajaan Savatthi.
Berita tentang minuman "ajaib" ini mencapai Raja Sabbamitta dari Savatthi. Dia mendengar bahwa minuman ini dapat melakukan keajaiban bagi peminum. Siapa pun yang meminumnya akan segera melupakan kesulitannya dan akan melakukan perjalanan ke dunia mimpi. Jadi ketika Sura mendekatinya, raja sangat bersemangat sehingga dia memesan 500 barel alkohol dengan ide menjualnya kepada rakyatnya untuk keuntungan. Masa depan Savatthi akan berubah menjadi bencana.
Malapetaka yang akan datang menyebabkan kursi takhta Indra, Dewa Para Dewa, memanas. (Indra, kadang-kadang disebut Sakka, adalah raja para dewa Tavatimsa, surga kedua dalam kosmologi Buddhis. Legenda mengatakan bahwa setiap kali masalah besar akan terjadi pada orang-orang benar di dunia manusia, kursi takhta Indra menjadi panas) Indra menyadari jikalau kerajaan besar ini kecanduan alkohol dengan cara yang sama seperti kerajaan yang lebih kecil sebelumnya, alkohol akan menyebar tanpa henti di seluruh benua.
Jadi Indra memutuskan untuk campur tangan. Suatu hari Indra menampakkan diri kepada Raja Sabbamitta dengan kedok seorang Brahmana yang memegang kendi emas yang melayang di udara di hadapan tahta. Raja heran, “Wahai Brahmana! Kenapa Anda bisa melayang di udara seperti itu? Anda tentu bukan makhluk biasa! Apa yang kamu pegang di tanganmu? ”
Sang Brahmana menjawab :
“Ini pot ajaib. Dalam pot ini ada cairan yang sangat lezat. Siapa pun yang minum cairan ini akan sangat mabuk sehingga ia bisa jatuh kepala terlebih dahulu di kolam, meninggalkan alasannya, bernyanyi di jalan, berlarian telanjang dan mendorong teman-temannya untuk melakukan hal yang sama. Dia akan tak tahu malu, bernyanyi dengan nyaring, berjalan bolak-balik sepanjang malam, masing-masing teman secara bergiliran untuk melihat rumah yang lain. Dia akan tertidur sangat mabuk sehingga dia bahkan tidak akan melihat rumahnya terbakar di sekelilingnya.
Siapa pun yang minum ini tidak akan peduli jika dia makan makanan anjing dari lantai, atau berkeliling dengan canggung, berpakaian tidak sesuai di depan umum, muntah di jalan atau tertelungkup dalam muntahnya sendiri. Beberapa memiliki delusi keagungan mereka sendiri, atau menjadi sangat agresif.
Minum cairan seperti itu bisa membunuhmu. Itu akan menghabiskan semua kekayaan Anda jika Anda meminumnya. Itu akan membuat Anda sangat tidak tahu malu sehingga Anda tidak akan berpikir dua kali untuk menghina orang tua Anda, menggoda mertua Anda, meneriaki mertua Anda, atau berselingkuh dengan pelayan. Anda akan mampu melakukan semua hal ini jika Anda minum cairan ini.
Anda tidak akan berpikir apa pun tentang melukai seorang pendeta, terlibat pertengkaran dan pertempuran. Anak-anak tidak akan menghormati orang tua mereka; orang dewasa akan bertengkar, mengobrol tanpa tujuan dan berbohong. Ketika mereka minum ini, mereka akan lupa untuk melakukan pekerjaan yang mereka janjikan. Kecerdasan orang pintar menurun menjadi orang bodoh. Orang-orang lupa makan dan memberi makan diri mereka dengan benar, dan tertidur di tempat yang tidak pantas.
Siapa pun yang minum cairan ini seperti orang yang minum racun. Jika pangeran Anda minum ini, mereka akan kawin lari dengan penari pengadilan. Bahkan malaikat yang minum cairan ini jatuh dari surga dan menjadi asura (dewa kelas bawah). Panci emas ini tidak mengandung mentega, keju, atau madu. Ini berisi cairan dengan semua efek samping yang telah saya bicarakan. Apakah Yang Mulia menginginkannya?"
Bingung dan khawatir, Raja menjawab, "Saya tidak akan menyentuhnya dengan tiang tongkang, apalagi meminumnya."
ALKOHOL
Hampir setiap keluarga memiliki kisah tragis untuk diceritakan tentang hubungan mereka dengan alkohol. Konsumsi alkohol berkontribusi lebih dari 100.000 kematian setiap tahun di Amerika Serikat saja. Sebanyak 12.000 anak-anak yang lahir setiap tahun oleh ibu-ibu peminum mengalami defisiensi mental dan fisik sebagai akibat dari paparan alkohol saat dalam kandungan. Alkohol memiliki kekuatan untuk mengubah kepribadian orang dengan cara terburuk. Itulah satu-satunya alasan yang menyebabkan seseorang melanggar semua Lima Sila.
Jika Anda minum, Anda mengungkapkan hal-hal yang tidak akan Anda ucapkan saat Anda sadar Jika Anda memiliki beberapa kecenderungan perbuatan zinah, perilaku ini akan muncul saat Anda mabuk.
Jika Anda memiliki kecenderungan untuk mencuri maka Anda akan merasa sulit untuk menjaga tangan Anda sendiri ketika Anda mabuk. Jika Anda biasanya pemarah, ketika Anda mabuk Anda akan sulit dihentikan untuk melakukan kekerasan.
Alkohol dianggap zat jahat oleh banyak agama. Beberapa agama bahkan melarang penggunaan alkohol sebagai obat, antiseptik, atau membersihkan luka. Agama Buddha, bagaimanapun, memungkinkan alkohol untuk digunakan untuk tujuan medis.
ROKOK
Dikatakan bahwa seorang pecandu narkoba memulai perjalanan tragisnya dengan kepulan rokok yang tidak bersalah. Kepulan pertama inilah yang mengarah pada kepulan kedua, ketiga, keempat, dan keseribu. Sebelum dia menyadarinya, dia kecanduan. Beberapa perokok sangat tidak menyadari kebiasaan merokok mereka sehingga mereka tidak menyadari bahwa mereka kecanduan — ada kasus lucu seorang perokok yang berkata kepada dokternya: “Jangan khawatir, dok, saya sudah merokok setiap hari sejak dulu. dua puluh lima tahun, lihat, saya masih belum ketagihan! "
SEBERAPA BANYAK KAH TERLALU BANYAK?
Sama seperti satu korek api dapat membakar seluruh rumah, sedikit alkohol dapat menyebabkan hilangnya kesadaran yang dapat merusak seluruh hidup seseorang.
Orang-orang Barat begitu terbiasa minum sehingga mereka tidak melihat ada yang salah dengan minum satu atau dua gelas bir di lingkungan sosial. Beberapa orang berpikir bahwa konsumsi alkohol dalam jumlah sedang tidak berbahaya dan harus diizinkan. Beberapa bahkan bersikeras bahwa segelas anggur sehari bisa baik untuk jantung Anda. Apakah ini benar atau tidak bukan masalah. Masalahnya adalah bahwa semua pecandu alkohol memulai perjalanan tragis menuju kecanduan dengan gelas pertama yang dianggap tidak berbahaya!
BAHAYA
Konsumsi alkohol membawa banyak bahaya. Tidak hanya membuang- buang uang, tetapi juga melemahkan kecerdasan Anda dan menghilangkan kualitas pikiran Anda. Itu membuat Anda rentan terhadap penyakit, menyebabkan paparan tidak senonoh, tidak tahu malu dan kehilangan nama baik, dan itu meningkatkan agresivitas dan kecenderungan kekerasan.
Dari segi kesehatan, adalah fakta medis yang sudah terbukti bahwa alkohol dapat menyebabkan kerusakan pada otak. Penggunaan yang lama dari zat ini dapat menyebabkan disfungsi mental dan penyakit mental. Orang dengan penyakit mental dilarang oleh profesional kesehatan untuk mengkonsumsi alkohol.
Alkoholisme memberi akar pada karma negatif. Anda mungkin bertanya-tanya mengapa beberapa orang dilahirkan bisu, cacat intelektual, atau menderita penyakit mental. Menurut Hukum Karma, ini adalah hasil dari konsekuensi karma negatif karena kemabukan di kehidupan sebelumnya.
CUKUP KATAKAN "TIDAK"!
Langkah pertama untuk berhenti minum adalah mengenali efek bencana yang dapat ditimbulkan alkohol. Kemudian buat tekad untuk menghentikan kebiasaan itu. Kembangkan sikap mental dan disiplin yang kuat untuk menindaklanjuti rencana Anda. Jauhkan semua benda beralkohol dan perlengkapannya dari pandangan. Tinggal jauh dari teman minum atau apa pun yang mengingatkan Anda pada alkohol. Tetapi yang paling penting dari semuanya adalah pengendalian diri.
Pikiran adalah kemampuan yang paling berharga dari manusia. Jagalah agar ia senantiasa terbebas dari minuman keras.
BERKAH KE 21:
TEKUN MELAKSANAKAN DHAMMA.
Semua yang tercipta tidaklah kekal.
Sifat alami dari manusia adalah ceroboh.
Berikut adalah beberapa hal yang paling ceroboh dilakukan:
- Waktu, berpikir kita masih punya banyak.
- Umur, berpikir kita masih muda.
- Kesehatan, berpikir kita tidak akan sakit.
- Panjang usia, berpikir kita akan hidup lama.
- Pengetahuan, berpikir kita sudah cukup tahu.
- Keterampilan, berpikir kita sudah cukup hebat di pekerjaan kita.
- Spiritualitas, berpikir kita sudah memiliki cukup kebijaksanaan
Kecerobohan adalah sumber banyak kegagalan. Kita menganggap remeh hidup dan tidak siap ketika menerima perubahan tak terduga.
GAGAL MEMPERSIAPKAN ADALAH MEMPERSIAPKAN UNTUK GAGAL.
Jangan jadikan kecerobohan sebagai kebiasaan dan membiarkannya menghalangi kewaspadaan Anda.
Tidak ada siapapun yang dapat mengatur waktu. Siang dan malam berlalu dengan cepat. Setiap kali matahari terbenam, hidup kita berkurang satu hari. Waktu yang terbuang adalah hidup yang tersia-sia. Jangan biarkan hari berlalu tanpa melakukan sesuatu yang berarti. Bertanyalah, apa yang sudah Anda lakukan untuk diri? Apa yang Anda inginkan untuk masa depan? Apakah Anda sudah menjalankan hidup sesuai dengan tujuan? Apa yang harus Anda perjuangkan? Apa yang harus Anda hindari? Sudahkan Anda melakukan sesuatu untuk kesejahteraan rohani Anda? Selesaikan apa yang ingin dilakukan sekarang sebelum Anda terlalu tua untuk melakukannya. Jangan tunggu besok karena besok mungkin tidak akan pernah datang.
Jangan sepelekan masa muda dengan berpikir Anda masih muda. Usia tua, penyakit dan kematian tidak mengecualikan siapapun. Anda bertambah tua setiap hari. Tidak ada cara untuk memperkirakan kapan hal buruk akan terjadi pada kesehatan Anda. Bertanyalah pada diri sendiri: jika saya meninggal besok, apakah saya sudah melakukan cukup banyak kebaikan untuk menjamin saya tidak berakhir di alam yang tidak berbahagia?
Pengetahuan dan keterampilan yang Anda miliki hari ini dapat dengan cepat menjadi usang besok jika Anda gagal mengimbangi pengetahuan baru, teknologi baru, atau gagal meningkatkan keterampilan Anda. Dunia tidak pernah berhenti bergerak maju, jika Anda tidak bergerak dengan dunia, Anda akan tertinggal. Ikuti perkembangan rekan-rekan Anda. Ikuti terus pesaing Anda. Ikuti perkembangan dunia.
Jangan ceroboh dengan spiritualitas Anda dengan berpikir bahwa spiritualitas hanya untuk orang saleh. Kesuksesan duniawi hanya akan berguna di kehidupan Anda sekarang. Untuk dapat menjamin kehidupan Anda kini dan nanti, Anda perlu melatih pikiran melalui meditasi dan mengembangkan kebijaksaan spiritualitas Anda melalui Dhamma untuk menguatkan moral dan mencegah Anda terjatuh ke jalan yang salah. Tanpa kualitas pikiran yang baik dan kebijaksanaan Dhamma, Anda tidak mungkin tahu bagaimana cara mengumpulkan kebajikan dengan cara yang benar atau jalan yang lebih cepat untuk menuju kebebasan sejati.
Peringatan di awal dapat mempersiapkan Anda dengan baik. Setelah Anda menyadari bahwa waktu Anda singkat, kesehatan Anda rentan dan kematian dapat menimpa tanpa peringatan, Anda akan berhati-hati untuk tidak membuang waktu atau energi untuk mengejar hal yang tidak berarti.
Sutra Tentang Berkah Utama (48)
~ Luang Por Dettajaevo
BAGAIMANA MENGEMBANGKAN KESADARAN
Cara yang efektif untuk mengembangkan kesadaran adalah melalui latihan meditasi yang teratur. Meditasi adalah sarana pengembangan dan latihan mental. Melalui meditasi, pikiran Anda dilatih, diperhalus, dan disempurnakan. Meditasi dapat membantu Anda mengembangkan persepsi dan kesadaran yang tajam. Anda akan menjadi lebih waspada dan memperhatikan segala sesuatu di sekitar. Tubuh dan pikiran Anda akan menjadi lebih selaras satu sama lain.
Anda akan menjadi lebih fokus dan kurang terganggu. Konsentrasi dan memori Anda akan meningkat sehingga menghasilkan kinerja yang lebih baik di sekolah dan di tempat kerja. Anda akan memiliki kemampuan yang ditingkatkan untuk memahami dan memahami hal- hal yang rumit. Meditasi akan meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental Anda.
Kembangkan kebiasaan kesadaran dalam hal-hal yang berhubungan dengan kerohanian Anda, jangan biarkan diri Anda jatuh ke jalan yang tidak sehat. Sebelum Anda melakukan sesuatu, tanyakan pada diri Anda sendiri apakah hal yang akan Anda lakukan itu berjasa atau berdosa. Pilihlah untuk hanya melakukan hal-hal yang berjasa dan menghindari hal-hal yang berdosa.
Cara lain untuk mengembangkan kesadaran adalah dengan menyadari fakta bahwa tidak ada yang bertahan selamanya dan semuanya dapat berubah. Sadarilah bahwa kelahiran mengarah pada penuaan, penyakit dan kematian, dan penderitaan adalah bagian dari kehidupan. Renungkan penderitaan luar biasa di alam neraka untuk mengingatkan Anda agar tidak jatuh ke jalan yang jahat. Ini tidak berarti bahwa Anda harus mengambil pandangan negatif tentang kehidupan, tetapi ini adalah cara untuk membuat Anda dalam keadaan siaga dan siap.
MANFAAT
Melalui latihan kesadaran yang teratur dalam kehidupan sehari-hari Anda, Anda akan mencapai perasaan persepsi dan kesadaran yang tajam yang akan menguntungkan Anda dalam pekerjaan dan kehidupan sehari- hari Anda. Anda akan berhati-hati dengan tindakan dan tanggung jawab Anda dan dapat bertahan dalam tugas Anda. Anda akan mengendalikan pikiran, ucapan, dan tindakan Anda, tidak membiarkan apa pun yang tidak bermanfaat memengaruhi mereka. Anda akan menjalankan hidup Anda dengan cara yang bijak dan bijaksana dan tidak akan terpapar pada apa pun yang menimbulkan karma buruk. Sebagai hasilnya, Anda akan menjadi lebih damai dan bahagia sebagai pribadi. Kebajikan yang telah Anda kumpulkan untuk diri Anda sendiri akan meyakinkan Anda akan kelahiran kembali yang bahagia.
Berusahalah dengan penuh kesadaran.
Sutra Tentang Berkah Utama (49)
~ Luang Por Dettajaevo
BERKAH KE 22:
MEMILIKI RASA HORMAT.
Siapapun, meski ia tidak berpendidikan, dapat mengajarkan sesuatu yang bernilai.
Rasa hormat adalah kualitas penting dalam hubungan apa pun. Tanpa rasa hormat, seorang istri dan suami tidak akan akur, rumah akan penuh pertengkaran, sekolah akan menjadi seperti sirkus, dan masyarakat akan berantakan. Orang harus saling menghormati agar masyarakat berfungsi dengan harmonis. Kekerasan dan kejahatan terjadi karena orang gagal menghormati hak dan kesejahteraan satu sama lain.
Tidak ada dua orang yang sederajat dalam hal pengetahuan, pengalaman dan kebijaksanaan. Dengan bersikap hormat, itu membuka jalan bagi Anda untuk melihat dan belajar dari sifat-sifat baik pada orang. Jika Anda dapat fokus pada aspek baik orang lain, Anda akan menemukan kepuasan dan kebahagiaan di mana pun Anda pergi. Orang-orang akan menyambut Anda dengan tangan terbuka. Tetapi jika Anda tipe egosentris yang buta terhadap kebaikan orang lain, Anda akan menciptakan penghalang bagi diri Anda yang mencegah Anda dari kemajuan. Rasa mementingkan diri sendiri yang keliru akan memunculkan sifat-sifat negatif lain dalam diri Anda, seperti keegoisan, kecemburuan, dan keinginan untuk maju dengan mengorbankan orang lain. Ini akan menyakiti Anda dalam jangka panjang.
Rasa hormat adalah pelumas dalam hubungan siswa-guru yang memungkinkan pengetahuan mengalir. Hubungan antara guru dan siswa memainkan peran penting dalam pelestarian pengetahuan. Tanpa rasa hormat, pengetahuan dapat terlantar karena baik siswa maupun guru tidak mau saling membantu satu sama lain. Agar seorang guru mau meneruskan ilmunya kepada seorang siswa tanpa syarat, ia harus melihat bahwa siswanya layak atas pengetahuannya. Kelayakan ini datang dalam bentuk penghormatan terhadap guru serta penghormatan terhadap pengetahuan.
Tindakan menunjukkan rasa hormat adalah cara untuk mengenali dan mengekspresikan penghargaan yang tulus atas kualitas baik dan kelayakan orang lain dan kesediaan untuk melihat diri Anda dalam posisi yang lebih rendah bagi mereka yang memiliki kualitas superior daripada Anda. Ini adalah cara untuk membina hubungan manusia yang baik dan melestarikan tradisi yang mulia. Menunjukkan rasa hormat membantu seseorang menjadi lebih rendah hati dan tidak egois.
Setiap orang yang menjalani kehidupan yang bajik atau yang memiliki pengaruh positif atas kesejahteraan Anda sendiri layak dihormati. Semua orang tua layak dihormati. Secara umum, orang yang lebih muda harus menghormati yang lebih tua, saudara yang lebih muda harus menghormati saudara yang lebih tua, siswa harus menghormati guru, karyawan harus menghormati majikan, dan sebagainya.
Meskipun demikian, tetap sadarilah perilaku orang yang Anda hormati. Bahkan jika mereka lebih tinggi dari Anda dalam posisi atau status, jika perilaku mereka tidak bermanfaat, Anda dapat menghormati mereka tetapi tidak perlu mengikuti cara mereka. Penting juga untuk dicatat bahwa rasa hormat seharusnya tidak sepihak. Saling menghormati satu sama lain adalah kebajikan yang baik.
Umat Buddha memiliki penghormatan tinggi terhadap Tri Ratna : Buddha, Dhamma, dan Sangha. Objek yang melambangkan kebajikan Buddha, seperti gambar Buddha, kuil Buddha, pagoda yang mengabadikan relik Buddha, dan Empat Situs Suci Buddha (tempat- tempat di mana Buddha dilahirkan, tercerahkan, memberikan khotbah pertamanya, dan meninggal) patut dihormati oleh semua umat Buddha. Buddha dipuja karena kemurnian, belas kasih, dan kebijaksanaannya yang sempurna, dan atas kontribusinya yang tak tertandingi bagi umat manusia. Dhamma mewakili ajaran Buddha. Sangha adalah komunitas biarawan bhikkhu Buddha yang mengajarkan Dhamma kepada dunia, yang melestarikan agama Buddha. Apa pun yang berhubungan dengan Buddha, Dhamma dan Sangha patut dihormati.
Kegiatan atau praktik apa pun yang meningkatkan pengetahuan, kebijaksanaan, dan kebajikan Anda harus dihormati. Ini termasuk pendidikan, perkembangan mental, ketidak sembronoan, keramahan, kedermawanan dan pengejaran moral.
Sutra Tentang Berkah Utama (50)
~ Luang Por Dettajaevo
BAGAIMANA MENUNJUKKAN RASA HORMAT.
Rasa hormat diekspresikan melalui perilaku tubuh yang benar, ucapan, dan sikap mental. Cara-cara memberi hormat berbeda dari kebiasaan ke kebiasaan, tetapi secara umum mencakup gerak-gerik berikut: sujud, membungkuk, merangkapkan tangan atau memegang tangan, berdiri untuk menyapa, membuka jalan bagi orang yang lewat, menawarkan tempat duduk, persembahan minuman, memberi salam, dan berbicara dengan sopan.
Rasa hormat yang diungkapkan dengan penghargaan yang tulus dan tulus lebih berarti daripada rasa hormat atau formalitas. Penghargaan dari seorang anak kepada orang tuanya, seorang siswa kepada para gurunya, seorang awam kepada seorang bhikkhu, adalah contoh- contoh rasa hormat berdasarkan penghargaan yang tulus atas kebaikan orang-orang yang menerimanya. Beberapa bentuk penghormatan, seperti seorang prajurit yang memberi hormat pada seorang perwira, seorang pelayan yang tunduk pada seorang tuan, dilakukan karena kebutuhan dari peraturan, formalitas atau rasa takut Penghormatan seperti ini mendatangkan sedikit karma baik.
MENGAPA SESEORANG MEMBERI HORMAT?
Memberikan penghormatan bukanlah sekedar upaya mempertahankan tradisi yang baik, melainkan untuk mengembangkan hubungan kemanusiaan yang baik, kerukunan kelompok dan keharmonisan. Memiliki kebiasaan untuk menghormati akan melatih diri terbiasa untuk melihat kualitas baik dari orang lain dan membuka pikiran terhadap pengetahuan, kebijaksanaan dan pengalaman melalui contoh- contoh baik di sekitar kita. Orang yang patut dihormati setara dengan orang yang rendah hati. Mereka yang rendah hati tidak memiliki rasa bangga berlebihan atau ego yang menghalangi mereka berkembang. Rasa hormat melancarkan sebuah hubungan. Anda diterima dan ditanggapi dengan lebih baik dari orang ketika Anda menghormati mereka. Orang yang tahu rasa hormat akan diterima di semua tempat.
Rasa hormat adalah nilai yang akan mendatangkan karma baik.
*Sutra Tentang Berkah Utama (51)*
BERKAH KE 23:
RENDAH HATI
Pohon yang meliuk mengikuti arah angin, terselamatkan dari badai. Pohon yang kokoh tak bergerak, terbelah menjadi dua.
Gagasan mengenai harga diri menjadi penyebab banyaknya konflik muncul di dunia. Prasangka, konflik rasial dan nasionalisme muncul dari gagasan bahwa seseorang merasa lebih baik dari orang lain. "Negara saya lebih baik dari negara Anda", "Ras saya lebih baik dari ras Anda", "Agama saya lebih baik dari Agama Anda", "Tim saya lebih baik dari tim Anda", dll. Ini adalah dasar dari kekuatan penghancur yang mendorong orang untuk saling menekan.
HARGA DIRI DAN PRASANGKA
Setiap orang memiliki harga diri. Bahkan orang yang tidak berpendidikan dan tidak punya uang juga memiliki harga diri. Sayangnya harga diri dapat menjadi hal yang berbahaya jika tidak disalurkan dengan benar. Harga diri dapat menjadi kesombongan palsu yang mendorong seseorang mencari jalan untuk kepentingan dan keuntungan pribadi. Beberapa orang merasa dirinya lebih penting sehingga menjadi besar kepala dan tidak akan tunduk pada orang lain. Orang-orang ini buta akan kebaikan orang lain. Mereka hanya melihat kesalahan dan kekurangan orang lain dan mereka tidak suka orang lain mendahului mereka. Mereka menderita setiap hari karena merasa semua orang menjengkelkan.
Rasa bangga, kepentingan pribadi dan superioritas adalah bentuk khayalan yang membuat seseorang merasa lebih baik dari orang lain. Beberapa bangsawan mengatakan orang yang lahir di jalanan tidak setara dengan mereka. Orang kaya memiliki kecenderungan memandang rendah orang miskin. Orang berpendidikan memandang rendah orang yang kurang berpendidikan. Hal ini benar terjadi di negara yang mendukung materialisme. Mengukur kualitas diri melalui pencapaian materi adalah jalan pikir yang pendek dan tidak bijaksana.
Tidak seorangpun boleh berpikir bahwa ia tahu semuanya dan orang lain tahu lebih sedikit. Orang yang menganggap dirinya lebih baik atau lebih pintar, memperlihatkan keangkuhan dan kesombongan dalam sikap mereka. Cara mereka melihat orang lain, cara mereka berbicara dan cara bersikap mereka selalu merendahkan. Sikap seperti itu menjauhkan mereka dari orang lain.
Bahkan ketika Anda telah berada di puncak, jangan berpikir Anda satu- satunya di sana. Di atas langit masih ada langit, seperti pepatah Cina. Akan selalu ada orang yang lebih baik dan lebih hebat dari Anda. Adalah ide yang buruk untuk memandang atau memperlakukan orang lebih rendah. Tidak berarti karena Anda kaya hari ini, Anda akan kaya seumur hidup. Bersikaplah baik dengan orang yang membantu Anda naik karena mereka akan Anda temui ketika Anda turun. Suatu hari, orang yang Anda pandang rendah bisa menjadi penyelamat Anda.
*Sutra Tentang Berkah Utama (52)*
~ Luang Por Dettajaevo
KEBAJIKAN DARI KERENDAHAN HATI
Kerendahan hati adalah kualitas yang membuat seseorang lembut, sopan, dan sederhana. Seperti tangkai gandum yang penuh biji-bijian yang membungkuk rendah, orang yang rendah hati tetap rendah dan tidak mencolok. Meskipun penuh dengan pengetahuan dan kemampuan, orang yang rendah hati tidak menunjukkan keunggulan dibandingkan orang lain. Sebaliknya, ia menerima kritik dan saran dari orang lain dengan mudah. Orang seperti itu mudah dilatih dan menyenangkan untuk bergaul.
Seseorang tidak dapat berhasil di dunia ini tanpa bantuan dan dukungan orang lain. Kerendahan hati membuat Anda menawan sebagai pribadi. Orang yang rendah hati memiliki banyak teman dan sedikit musuh. Tidak ada yang suka orang yang sombong atau kasar. Orang yang sombong mendapat sedikit simpati dari orang lain ketika mereka mendapat masalah. Orang yang rendah hati, di sisi lain, mendapatkan kasih sayang dan kerja sama dari semua orang. Kerendahan hati membersihkan jalan menuju kesuksesan. Ingat, pohon yang enggan merunduk adalah yang patah terkena badai.
CARA MELATIH KERENDAHAN HATI
Mulailah dengan menyadari bahwa kesombongan dan kebanggaan palsu tidak akan menuntun kita kepada keberhasilan. Jangan berpikir Anda mengetahui segala hal dan orang lain tidak mengetahui sebanyak Anda. Bahkan ketika Anda sudah berada di puncak, Anda tidak sepatutnya memandang rendah atau memperlakukan orang dengan cara yang merendahkan. Hanya karena Anda sukses, bukan berarti Anda tidak membutuhkan bantuan dari orang lain. Sadari bahwa tidak ada siapapun, bahkan Anda sendiri, yang menyukai orang sombong dan kasar. Jika Anda ingin mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari orang lain, tunjukkanlah perilaku yang menyenangkan orang lain.
Hilangkan gagasan untuk mementingkan diri sendiri. Anda tidak perlu membanggakan kehebatan Anda. Biarkan nilai baik Anda terpancar sendiri seperti berlian yang terus berkilau. Cepat atau lambat, orang akan menyadari perbedaan Anda. Latihlah perilaku baik dan dermawan. Nilai seseorang di luar ketidaksempurnaannya dan carilah kebaikan mereka. Selalu ada kesempatan untuk Anda belajar hal baik dari orang lain.
Peka terhada perasaan orang lain. Peka terhadap bagaimana Anda ingin dinilai oleh orang lain Apakah Anda berpakaian terlalu mewah untuk posisi Anda? Haruskah Anda mengendarai Mercedes ketika atasan Anda mengendarai Toyota? Apakah Anda mempermalukan atasan Anda karena cara Anda mengeluarkan pendapat? Pergunakanlah akal sehat. Lakukan hal yang benar dan panas. Jangan mencari masalah karena Anda melampaui batas atau menempatkan orang lain di posisi yang tidak nyaman. Jika Anda melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan perasaan orang lain, Anda akan memiliki lebih sedikit teman dan banyak musuh.
Orang bodoh yang menyadari ia orang bodoh patut disebut orang bijak.
SUTRA TENTANG BERKAH UTAMA (53)
~ Luang Por Dettajaevo
BERKAH KE 24:
MERASA PUAS
Diberkatilah mereka yang tidak mengharap, sebab mereka tidak pernah kecewa.
Ada kisah nyata yang menarik yang diceritakan oleh mantan Menteri Perdagangan di Thailand beberapa tahun yang lalu. Setiap pagi, Menteri ini akan mengendarai mobilnya untuk bekerja melewati jalan sempit di depan rumahnya. Setiap pagi, dia akan bertemu dengan seorang pengemis tua yang mengemis di tempat yang sama selama beberapa tahun terakhir dan Menteri akan berhenti untuk memberinya beberapa koin. Pada suatu pagi, dia berhenti untuk memberi pengemis tua koin seperti yang selalu dia lakukan setiap pagi.
Tetapi pagi itu tidak ada koin di sakunya; pecahan terkecil yang bisa dia temukan adalah uang kertas 100 Baht (setara $5). Tidak ingin mengecewakan pengemis itu, Menteri menyerahkan kepadanya uang kertas 100 Baht.
Pengemis itu tidak bisa mempercayai matanya. Dengan kegembiraan yang tak terkendali, dia memegang uang kertas 100 Baht di antara kedua tangannya yang gemetaran, mengangkat tinggi kedua tangan di atas kepalanya sebagai tanda penghormatan, dan membungkuk berulang kali pada Menteri sambil mengucapkan terima kasih kepadanya: “Ya ampun, Anda adalah jiwa yang baik. Tidak ada yang pernah memberi saya uang sebanyak ini selama saya mengemis. Anda telah memberkati hari saya! Semoga kebaikan Anda memberi Anda dan keluarga kebahagiaan yang luar biasa, kesehatan yang luar biasa, dan kemakmuran yang besar untuk tahun-tahun mendatang. Kemurahan hati Anda telah menjadikan hari ini sebagai hari paling bahagia dalam hidup saya. Saya tidak akan pernah melupakan hari ini. ”Dan dia terus berterima kasih padanya berulang kali.
Di sore yang sama, teman sang Menteri, pemilik bank lokal, datang mengunjunginya di kantor. Wajahnya nampak tersiksa. Menteri tidak pernah melihat wajah temannya tampak begitu terganggu, ia pun bertanya ada masalah apa. Sambil menggelengkan kepala dengan jijik, bankir itu berkata "Ini adalah waktu yang menyedihkan, saya sangat sedih hingga tidak dapat tidur sepanjang minggu." Lanjutnya, "Putra dan menantu saya seharusnya dapat mendengarkan saya, bukannya melawan saya dan berakhir di situasi yang buruk. Penasaran, Menteri pun bertanya, "Apa yang mereka lakukan?"
Bankir itu menjelaskan, "Awal tahun ini saya melihat indikasi kuat kekurangan perak di seluruh dunia dan menyebabkan harganya naik beberapa bulan ke depan. Saya mengatakan pada putra dan menantu saya untuk mengimpor sebanyak mungkin perak dari luar negeri dan menimbunnya lalu menjualnya ketika harga naik. Jika mengikuti saran saya, mereka akan dengan mudah mendapatkan untung bersih $6 juta. Pada waktu itu hanya spekulan lain yang berani bertindak. Sekarang mereka telah lewat dua bulan dan hanya mampu mendapat keuntungan $3,5 juta, jika mereka mendengarkan saya, mereka tidak akan kehilangan tambahan keuntungan $2,5 juta itu. Bankir ini terlihat sangat tertekan saat bercerita.
Sang Menteri tertegun. Masih segar di ingatannya betapa gembira pengemis tua pagi itu ketika ia memberinya uang $5. Itu adalah " Hari paling bahagia di hidupnya.". Sedangkan di hadapannya, si bankir kaya ini bahkan tidak dapat tidur selama seminggu karena keluarganya hanya mendapat untung $3,5 juta. Sangatlah kontras. Sampai kapan kita merasa cukup? Apa yang salah dari dunia ini, ia berpikir pada dirinya sendiri. Hari itu sang Menteri menyaksikan kenyataan hidup yang sederhana, betapa keserakahan dapat merenggut kebahagiaan seseorang.
SIAPAKAH YANG KAYA? MEREKA YANG MERASA TERCUKUPI.
Beberapa orang tidak pernah merasa puas dengan apa yang mereka miliki. Mereka tidak pernah merasa puas. Bagi mereka, semakin banyak harta yang mereka miliki, semakin banyak yang mereka inginkan. Bahkan ketika mereka sudah lebih dari nyaman dengan gaya hidup mereka, mereka masih ingin lebih. Bisakah mereka menemukan kebahagiaan? Akankah ada akhir dari keinginan mereka?
Semua orang menginginkan lebih. Bahkan binatang pun sama. Perhatikan kebiasaan anjing yang pucat dan kelaparan. Jika Anda memberinya semangkuk nasi dengan sepotong kecil daging di atasnya, ia akan melompat gembira. Berikan ia makan dengan cara yang sama selama beberapa hari. Ketika ia melihat tidak ada daging di atas nasi, ia menolak makan. Jika diberi makanan yang lebih baik, tidak lama ia akan naik ke meja makan merebut makanan Anda. Ini adalah sifat alami binatang. Sayangnya, sifat manusia juga tidak jauh berbeda.
Selama menjadi manusia, kita akan selalu dikuasai keinginan kita : untuk mendapatkan, untuk memiliki dan dimiliki. Namun keinginan manusia begitu luas dan tidak ada habisnya, mustahil untuk dapat memenuhi semuanya. Ketika tidak terpenuhi, kita merasa tidak puas dan menderita, semua berasal dari keinginan diri kita sendiri.
Sebagian besar dari kita tidak puas dengan kondisi kita sendiri. Selalu ada alasan untuk menginginkan lebih. Masyarakat telah mengkondisikan kita untuk membandingkan dan mengikuti kondisi. Masyarakat konsumen modern telah membangkitkan hasrat dan keinginan kita untuk menginginkan lebih. Pernahkah Anda berpikir memiliki mobil yang lebih baik, ponsel yang lebih baru, rumah yang lebih besar, pekerjaan yang lebih baik, pasangan yang lebih menarik?
Berapa banyak makanan yang bisa Anda makan dalam satu hari? Berapa banyak pakaian yang bisa Anda kenakan sekaligus? Berapa banyak mobil yang bisa Anda kendarai? Berapa banyak ranjang yang dapat Anda tiduri setiap malam? Kenyataannya, Anda hanya bisa makan satu makanan pada satu waktu, mengendarai satu mobil pada satu waktu, dan tinggal di satu rumah pada satu waktu. Apa gunanya memiliki begitu banyak makanan jika itu membuat Anda sakit? atau memiliki banyak rumah, mobil, bisnis, dll, jika hanya membuat Anda sakit kepala dan rasa khawatir? Berhentilah sejenak dan tanya pada diri Anda, apakah benar semakin banyak harta memberikan Anda lebih banyak kebahagiaan?
SUTRA TENTANG BERKAH UTAMA (54)
~ Luwng Por Dettajaevo
AMBISI vs SERAKAH
Untuk merasa tercukupi, bukan berarti Anda tidak dapat menjadi ambisius. Ambisi adalah hal yang baik jika dikejar dengan cara yang membangun dan bukan dengan keserakahan. Tidak ada yang salah dengan memiliki keinginan menjadi orang paling kaya di lingkungan, atau untuk memenangkan olimpiade, jika ambisi itu dikejar dengan cara yang jujur. Menjadi salah jika Anda harus menipu atau curang untuk menjadi kaya atau menggunakan obat terlarang untuk memenangkan medali emas. Ambisi berlebihan dapat mengubah orang jujur menjadi tidak jujur.
Kita semua menginginkan hal-hal yang baik dan lebih baik dalam hidup. Siapa yang tidak menginginkan rumah yang bagus, mobil yang bagus, dan pekerjaan yang menyenangkan? Bahkan, setiap orang harus berusaha untuk mendapatkan apa yang diperlukan untuk kehidupan yang bahagia. Ambisi yang dipenuhi dengan cara yang benar, bukan dengan mengorbankan orang lain, sangat mengagumkan. Tetapi ambisi yang diupayakan tanpa memperhatikan etika dan hukum atau penderitaan orang lain berbahaya. Waspada, ambisi apa pun yang Anda miliki, pastikan realistis dan tidak di luar jangkauan Anda. Jika tidak, Anda akan berakhir dengan kesedihan dan kesedihan yang tidak perlu.
Ambil contoh seorang pria muda yang ingin memiliki Mercedes. Pertama dia melihat seseorang mengemudikannya dan dia terpikat. "Kalau saja aku bisa memilikinya," dia berfantasi, "statusku akan berubah." Kemudian dia menjadi terobsesi. Tetapi dia tidak memiliki uang tunai maupun sarana untuk membelinya. Jadi dia mulai menabung, mengurangi segalanya, dan menantikan hari dimana dia mampu membelinya. Jika dia orang yang jujur, dia akan terus menabung dan mungkin mencari pekerjaan yang baik untuk dapat menambah tabungannya. Jika ia tidak jujur, ia akan melakukan segala cara termasuk berbuat curang, mencuri atau korupsi.
Jika Anda sungguh ingin memiliki Mercedes dan Anda menabung penghasilan untuk membelinya, itu bukan keserakahan. Namun jika Anda sangat menginginkan sesuatu hingga Anda harus berbuat curang, mencuri atau menyakiti orang lain, inilah jalan menuju keserakahan. Keserakahan dapat mengubah orang yang jujur menjadi orang yang curang. Bagi sebagian orang, keserakahan mereka begitu kuat sehingga mereka siap untuk melanggar hukum apa pun atau menyebabkan penderitaan bagi siapa pun.
Jangan biarkan keserakahan mengalahkan moral Anda. Pastikan untuk mencapai ambisi apa pun yang mungkin Anda miliki dengan tidak mengorbankan kebahagiaan atau integritas Anda.
SENI MENCAPAI KEBAHAGIAAN
Perasaan tercukupi meliputi penerimaan atas kondisi dan situasi dengan seimbang dan tanpa keluhan. Ketercukupan sama dengan kepuasan. Ia yang merasa tercukupi berhenti menginginkan lebih. Ia telah puas.
Sayangnya, kepuasan bukanlah sesuatu yang mudah dicapai. Karena tidak ada kesempurnaan dalam hidup, seseorang selalu menemukan alasan untuk tidak puas dengan apa yang dimiliki atau tidak. Ada banyak hal dalam hidup yang tidak dapat diubah, misalnya, warna kulit Anda, kebangsaan Anda, penampilan Anda, anggota keluarga Anda. Keinginan untuk mengubah hal-hal yang tidak dapat diubah hanya akan membawa Anda pada kesengsaraan.
Belajarlah hidup dengan apa yang Anda miliki. Hiduplah sesuai dengan kemampuan Anda. Manfaatkan sebaik-baiknya situasi Anda. Terapkan kebijaksanaan, perhatian dan kepositifan dalam cara berpikir Anda. Pikirkan semua hal baik dan orang-orang hebat yang mengelilingi hidup Anda alih-alih semua hal buruk atau orang jahat yang membuat Anda tidak bahagia. Jika Anda memperhatikan dengan seksama, Anda akan menemukan sisi positif dari segalanya.
Hidup tidak pernah sempurna. Terserah Anda apakah Anda membiarkan sisi kehidupan yang tidak sempurna mengatasi kebahagiaan Anda, atau membuat yang terbaik dari apa yang Anda miliki. Selalu berpikir positif. Pikirkan, misalnya, bahwa Anda mungkin tidak kaya tetapi Anda sehat dan bahagia; Anda mungkin tidak cantik tetapi Anda cerdas; Anda mungkin tidak menghasilkan banyak uang tetapi Anda senang dengan pekerjaan Anda; Anda mungkin memiliki mobil kecil tetapi menghemat banyak bensin, dll. Bandingkan dengan mereka yang kurang beruntung dan Anda akan menyadari bahwa situasi Anda tidak terlalu buruk. Temukan aspek positif dari segalanya dalam hidup Anda dan Anda akan menemukan kepuasan.
Hal-hal yang selalu Anda inginkan mungkin bukan hal-hal yang selalu Anda butuhkan. Ketika Anda telah menemukan kepuasan dalam hidup Anda, Anda telah menemukan kebahagiaan.
SUTRA TENTANG BERKAH UTAMA (55)
~ Luang Por Dettajaevo
BERKAH KE 25:
MENGINGAT BUDI BAIK
Rasa syukur adalah induk dari semua kebajikan.
Awan berkumpul dan menghasilkan hujan untuk mengisi sungai dan lautan di dunia. Jika sungai dan lautan gagal membalas dan berhenti menguapkan air mereka kembali menjadi awan, segera tidak akan ada lagi hujan untuk mengairi dunia dan semua makhluk akan binasa. Demikian juga, jika orang-orang di dunia hanya tahu bagaimana mengambil dan tidak memberi kembali - karena mereka kurang bersyukur - cepat atau lambat, tidak akan ada lagi kebaikan dan kemurahan hati yang disebarkan dan kehidupan akan kering seperti padang gurun.
KEBAJIKAN DARI RASA SYUKUR
Rasa syukur adalah kualitas untuk mengenali dan menghargai kebaikan dan bantuan yang pernah dilakukan orang lain untuk Anda. Tanpa kualitas ini, seseorang dapat melupakan kebaikan yang pernah dilakukan oleh orang tuanya, gurunya, temannya atau siapapun. Orang semacam ini tidak memiliki kebaikan dalam hatinya. Ada ungkapan bahwa orang yang kurang bersyukur lebih buruk dari binatang, karena seekor anjing pun tahu berterima kasih kepada pemiliknya.
Orang dengan karakter yang baik, tidak hanya akan mengenali dan menghargai bantuan yang diterima dari orang lain, melainkan juga akan membalas budi. Orang yang tidak tahu berterima kasih tidak seperti itu. Bahkan jika Anda telah menolong mereka, mereka tidak akan mengakuinya. Sikap tidak tahu berterima kasih ini membuat mereka mengalami kesulitan untuk membaur di masyarakat.
Jika Anda menemukan orang yang menelantarkan orangtuanya, Anda dapat yakin bahwa orang ini tidak baik. Jika orang tersebut tidak mampu mengakui kebaikan orangtuanya sendiri, bagaimana ia bisa mengakui kebaikan orang lain? Orang semacam ini sebaiknya tidak Anda pekerjakan atau diterima sebagai anggota keluarga. Jika anak- anak Anda memiliki kecenderungan ini, Anda harus mendidik mereka sesegera mungkin sebelum sifat negatif ini tertanam di dalam diri mereka.
Mereka yang berpandangan benar cenderung memiliki rasa syukur yang lebih besar di semua bidang kehidupan.
Orang dengan rasa syukur cenderung lebih menghargai dunia. Mereka cenderung melihat kebaikan dari seseorang. Orang yang bersyukur memiliki rasa kesetiaan yang tinggi, kualitas yang dihargai semua orang. Rasa syukur juga merupakan pemicu yang memunculkan kebajikan-kebajikan lain yang lebih tinggi. Karena alasan ini, rasa terima kasih dipuji oleh semua agama
SUTRA TENTANG BERKAH UTAMA (56)
~ Luang Por Dettajaevo
SIAPA YANG LAYAK DISYUKURI?
Siapapun yang telah berbuat baik kepada Anda atau memberi Anda manfaat dalam bentuk apapun, layak Anda syukuri. Dari semua orang di dunia ini, Anda paling berhutang budi kepada orang tua Anda. Tidak hanya mereka memberi kehidupan pada Anda, merekalah yang pertama kali melindungi dan merawat Anda. Mereka memberi makanan, tempat tinggal, pakaian, pendidikan, perawatan kesehatan, dan mendukung Anda dengan segala cara yang mereka bisa. Fakta bahwa Anda hidup sampai hari ini adalah berkat kebaikan dan kemurahan hati orang tua Anda.
Anda juga layak bersyukur kepada Buddha, Dhamma dan Sangha. Tanpa Buddha, Anda tidak akan belajar mengenai kebenaran hidup, Hukum Karma, kebajikan dan dosa, serta jalan untuk terbebas dari penderitaan. Tanpa Dhamma, Anda tidak akan tahu bagaimana mengumpulkan kebajikan dan menuai manfaatnya di kehidupan ini dan nanti. Tanpa Sangha, tidak ada yang akan mengajarkan Dhamma pada Anda dan membimbing spiritualitas Anda. Buddha, Dhamma dan Sangha adalah perlindungan tertinggi kita. Kerabat, guru, atasan dan para pemimpin negara yang bajik, layak Anda syukuri.
Kerabat Anda memberi Anda cinta dan kasih sayang, guru Anda memberi pengetahuan, atasan Anda memberi mata pencaharian, dan para pemimpin negara memberikan keamanan dan kesejahteraan.
Beberapa binatang juga layak Anda syukuri jika mereka membantu Anda dengan baik. Kerbau yang membantu Anda membajak sawah, anjing yang menjaga rumah Anda dan hewan apapun yang memberikan bantuan atau menolong mata pencaharian Anda, patut mendapatkan rasa terima kasih dari Anda.
Beberapa benda mati juga layak atas rasa terima kasih Anda jika benda- benda ini bermanfaat bagi Anda dalam beberapa hal, seperti materi pendidikan, buku Dharma, alat untuk mencari nafkah, dll
Bagaimana dengan kebajikan Anda? Apakah ini adalah hal yang patut Anda syukuri? Jawabannya adalah "YA". Berkat kebajikan, Anda terlahir sebagai manusia bukan binatang, terlahir sehat bukan cacat, berpendidikan bukan tidak berpendidikan, memiliki hidup berkecukupan bukan berkekurangan. Hanya karena Anda mengenal ajaran Buddha, Anda memahami hal ini. Namun bagaimana Anda bersyukur pada kebajikan jika Anda tidak dapat melihat wujudnya? Anda melakukannya dengan tidak membiarkan kebajikan Anda habis dan tidak membiarkan perbuatan buruk atau karma buruk memasuki hidup Anda. Teruslah kumpulkan kebajikan baru melalui berdana, menjaga sila dan bermeditasi.
Anda juga layak berterima kasih pada tubuh Anda. Tanpa tubuh, Anda tidak akan dapat mengejar kebajikan dan mengumpulkan karma baik. Hormati tubuh Anda dengan menjaganya tetap sehat, tidak merusaknya dengan racun, tidak menggunakannya untuk menyakiti orang lain atau untuk melakukan kejahatan. Melainkan, gunakanlah tubuh Anda untuk hal yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, untuk mencari nafkah yang jujur, membantu orang lain dan memenuhi tujuan spiritual Anda
SUTRA TENTANG BERKAH UTAMA (57)
~ Luang Por Dettajaevo
MEMBALAS BUDI
Bagaimana Anda mengukur nilai manfaat yang diberikan seseorang kepada Anda? Terkadang tidak mungkin untuk memberi harga pada bantuan yang Anda terima. Jika Anda sekarat dan seseorang menyumbangkan sebotol darah untuk menyelamatkan hidup Anda, berapa harga sebotol darah itu? Berapa harga segelas air jika Anda akan mati kehausan? Anda tidak dapat memberi harga pada air susu ibu Anda. Tanpa susu itu Anda tidak akan hidup lebih dari beberapa hari. Untuk beberapa hal seperti ini, Anda tidak akan pernah bisa melunasi hutang budi Anda.
Selalu bayar hutang budi Anda tanpa menunggu diminta melakukannya. Adalah bermartabat untuk membayar hutang budi Anda terlepas dari seberapa besar atau kecil bantuan yang diberikan kepada Anda. Jangan menetapkan batas untuk berapa banyak atau berapa lama Anda harus terus membayar rasa terima kasih Anda, bahkan jika itu berarti melakukannya seumur hidup. Semakin Anda mampu membalas rasa terima kasih seseorang, semakin baik perasaan Anda, dan semakin banyak kebajikan yang Anda buat untuk diri sendiri.
Sebaliknya, jika Anda adalah orang yang pernah memberikan pertolongan kepada orang lain, jangan pernah meminta orang itu membalas budi pada Anda. Jika Anda melakukannya, Anda akan merusak kemuliaan perbuatan Anda. Kebaikan datang dari hati yang tidak mementingkan dirinya sendiri.
Bersyukurlah pada orang-orang yang memperlakukan Anda dengan baik.
SUTRA TENTANG BERKAH UTAMA (58)
~ Luang Por Dettajaevo
BERKAH KE 26:
MENDENGARKAN DHAMMA DISAAT YANG SESUAI.
Dhamma adalah obat yang dapat menyembuhkan banyak penyakit hati.
Kebanyakan orang tidak merasa perlu mendengarkan Dhamma sampai mereka mengalami penderitaan. Namun mendengarkan Dhamma dapat memberikan Anda lebih banyak kebaikan daripada sekedar menyembuhkan penyakit hati Anda. Mendengarkan Dhamma membantu meningkatkan kualitas pikiran dan kebijaksanaan Anda. Dhamma menyadarkan Anda tentang realita kehidupan. Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang hal-hal yang bermakna bagi hidup. Dhamma meningkatkan kesadaran dan membebaskan Anda dari keraguan yang menghambat kemajuan Anda.
KAPAN WAKTU UNTUK MENDENGARKAN DHAMMA?
Anda harus mendengarkan Dhamma secara rutin. Sebagian besar agama memberikan khotbah kepada umatnya dalam interval tujuh hari dan pada hari khusus - Muslim di hari Jumat, Yahudi di hari Sabtu, Kristen dan Buddha di hari Minggu. Mengapa agama-agama ini memiliki interval tujuh hari untuk membabarkan ajaran agamanya? Alasannya adalah sebagian ajaran tetap segar diingat oleh para umat tidak lebih dari waktu tujuh hari. Setelahnya, kita mulai lupa. Sebagian besar dari kita memiliki banyak hal yang mengganggu pikiran dan mengalihkan dari ajaran agama, sehingga mereka cenderung kembali ke kebiasaan buruk mereka setelah beberapa hari. Oleh karena itu lah, adalah baik untuk melatih diri rutin menyegarkan kesadaran spiritual diri dan memulai kembali kebiasaan baik setiap tujuh hari.
Umat Buddha juga mendengarkan Dhamma pada hari-hari suci Buddha dan hari-hari keagamaan. Hari-hari suci Buddhis biasanya terjadi pada hari bulan purnama dan bulan gelap (awal bulan dan tengah bulan).
Mendengarkan Dharma sangat penting ketika Anda mengalami masalah emosional. Ketika Anda sedih dan kesepian, ketika Anda mengalami depresi, ketika Anda marah dan dendam, ketika pikiran jahat dan nafsu menyerang pikiran Anda, ketika Anda memiliki keraguan, ketika Anda berpikir untuk melakukan sesuatu yang jahat, ketika Anda berpikir untuk melukai orang lain atau diri Anda sendiri — inilah saat-saat Anda harus mendengarkan Dharma. Mendengarkan Dharma ketika Anda merasa tertekan secara emosional dapat mengembalikan kesadaran Anda dan mencegah Anda dari melakukan sesuatu yang merusak (seperti bunuh diri atau menyakiti seseorang).
Dhamma dapat mengangkat semangat Anda dan membuat Anda merasa lebih baik. Mendengarkan Dharma selama penyakit kritis juga bisa bermanfaat. Dhamma membantu Anda menyadari penuaan, penyakit, dan kematian adalah tidak terhindarkan, dan bahwa penderitaan adalah bagian dari kehidupan. Umat Buddha percaya keadaan pikiran seseorang pada saat kematian berperan besar dalam mengkondisikan kualitas kelahiran kembali.
Jika keadaan pikiran orang tersebut pada saat kematian berseri-seri, ia akan mengalami kelahiran kembali yang bahagia, sedangkan jika keadaan pikiran orang tersebut suram pada saat kematian, ia akan tertarik pada kelahiran kembali yang tidak bahagia. Mendengar Dhamma (atau doa) pada saat kematian merupakan berkah karena dapat membantu menenangkan pikiran dan menjauhkan dari pikiran negatif.
Mendengar Dharma adalah kesempatan langka terutama jika Anda tinggal di negara di mana agama Buddha tidak lazim. Tidak setiap hari Anda dapat bertemu dengan orang yang fasih dengan ajaran Sang Buddha. Jadi, setiap kali ada khotbah Dhamma yang diberikan oleh seorang bhikkhu atau seorang guru Dharma yang berpengetahuan luas di daerah Anda, Anda harus berusaha untuk tidak melewatkan kesempatan untuk hadir.
Mendengarkan Dharma adalah kesempatan baik. Anda akan menemukan bahwa setiap kali Anda mendengarkan Dharma, semangat Anda terangkat dan hari Anda tampaknya berjalan lebih damai. Anda tidak perlu menunggu sampai ada seorang bhikkhu di sekitar untuk mendengarkan Dharma. Anda dapat mendengarkan Dhamma kapan saja Anda suka — melalui orang awam, dari Medsos, YouTube atau Internet. Jangan tunggu Anda mengenal penderitaan sebelum mengenal Dhamma.
SUTRA TENTANG BERKAH UTAMA (59)
~ Luang Por Dettajaevo
CIRI-CIRI GURU DHAMMA YANG BAIK.
Guru Dhamma yang baik adalah orang yang memiliki pemahaman yang nyata tentang materi pelajarannya. Dia menjelaskan Dhamma secara berurutan dari yang sederhana hingga yang mendalam, dengan cara yang jelas dan menginspirasi, menghasilkan minat dan perhatian pendengarnya. Dia meneliti subjeknya dengan baik dan menyampaikannya dengan cara yang jelas dan menyeluruh, bukan yang berbelit-belit. Ajarannya didukung oleh akal dan logika, dan dia memberi kesan dapat dipercaya.
Dia menaruh minat pada pendengarnya dan tidak melakukannya untuk gengsi, hadiah, atau mengharapkan sesuatu sebagai balasannya. Dia akan melakukan yang terbaik untuk pendengarnya, tidak perduli ada sedikit atau banyak yang datang. Dia tidak akan menggunakan kesempatan itu untuk membuat dirinya terlihat baik atau merendahkan orang lain, dan dia tidak akan berbicara buruk tentang agama-agama lain. Dia adalah orang yang mempraktekkan apa yang dia khotbahkan.
CIRI-CIRI PENDENGAR DHAMMA YANG BAIK
Seorang pendengar Dhamma yang baik adalah orang yang menunjukkan rasa hormat kepada guru Dhamma serta memberikan perhatian penuh pada ajarannya. Dia tidak berperilaku dengan cara yang tidak sopan, seperti berbicara atau tertidur selama sesi, atau bersikap kasar di kelas. Dia tidak memandang rendah kualifikasi atau usia guru, atau meremehkan pentingnya topik Dhamma yang diberikan. Dia memeriksa pengajaran dari berbagai sudut. Bahkan jika dia mungkin tidak sepenuhnya memahami makna istilah-istilah tulisan suci tertentu, dia masih akan menerimanya, mengetahui bahwa suatu hari nanti akan menjadi bermakna.
Seorang pendengar Dhamma yang baik tidak hanya menyerap isi ajaran dan kebijaksanaannya tetapi juga menerapkannya dalam praktik hariannya. Dengan cara ini, ia menuai manfaat penuh dari mendengarkan Dharma.
APA MANFAAT DARI MENDENGARKAN DHAMMA?
Tujuan pertama dalam mendengarkan Dhamma adalah untuk menanamkan iman dan keyakinan pada Tri Ratana. Tanpa dasar iman, tidak mungkin Anda akan menghargai sebuah ajaran hingga melakukan perenungan dan mendapatkan manfaat darinya. Tujuan kedua adalah membangunkan Anda pada kenyataan hidup dan mendorong Anda untuk mempraktikkan disiplin sehingga Anda dapat membawa makna dan manfaat yang lebih baik bagi kehidupan Anda.
Pada tingkat pendahuluan, Dhamma membantu Anda memahami kebenaran kehidupan dan melihat dunia apa adanya. Ini membantu Anda menjadi orang yang lebih baik dan lebih bahagia, memiliki lebih sedikit kekhawatiran, dan lebih mudah bergaul. Pada tingkat yang lebih dalam, Dhamma membantu Anda mengatasi kekotoran batin dan membersihkan jalan menuju kebahagiaan tertinggi Anda: Nibbāna.
Ada 84.000 artikel Dhamma di Tripitaka, Kitab Suci Buddha. Semua topik Dhamma memunculkan kebijaksanaan spiritual. Setiap topik Dhamma memiliki potensi untuk membantu Anda mencapai tujuan akhir : Nibbāna. Pokok bahasan Dhamma mencakup hal mendasar dan mendalam. Seberapa banyak atau sedikit yang Anda peroleh tergantung pada seberapa dalam atau seberapa dangkal Anda menembus makna dan kebijaksanaan ajaran ini. Semakin dalam Anda memahami makna dan kebijaksanaan Dhamma, semakin efektif Anda dapat menggunakannya untuk tujuan hidup Anda. Contohnya, sesuatu yang mendasar seperti Pancasila Buddhis, hal ini dapat diterapkan dalam hidup sehari-hari untuk hidup yang damai atau dapat menjadi landasan perilaku untuk mencapai tujuan tertinggi yaitu Nibbāna.
Pada akhirnya, Dhamma-lah yang membebaskan kita dari penderitaan.
SUTRA TENTANG BERKAH UTAMA (60)
~ Luang Por Dettajaevo
BERKAH KE 27:
MENGEMBANGKAN KESABARAN.
Setelah kebijaksanaan, tidak ada kebajikan yang lebih besar daripada kesabaran.
Kesabaran adalah dasar untuk semua kebaikan. Tanpa kesabaran, kebijaksanaan tidak bisa berkembang. Tanpa kesabaran, cinta kasih tidak akan lengkap. Tanpa kesabaran, semua ilmu lain akan gagal.
APAKAH ARTI KESABARAN?
Kata Pali untuk ‘kesabaran’ adalah ‘ khanti’, praktik melatih menahan diri, pengendalian diri dan pengampunan terhadap perilaku atau situasi yang mungkin atau belum tentu layak mendapatkannya.
Kesabaran berarti mempertahankan ketenangan dan ketetapan dalam berbagai kondisi fisik atau mental, tidak menyerah pada kesulitan, rasa marah, tersinggung dan niat buruk; tidak memiliki keinginan untuk membalas dendam atau menyakiti orang lain ketika dianiaya. Sederhananya, kesabaran menyiratkan ketabahan dalam melakukan perbuatan baik, tidak melakukan kejahatan, dan menjaga kualitas pikiran agar tidak suram. Batin seseorang yang memiliki kesabaran adalah terang dan tenang meskipun menghadapi kesulitan. Mereka tidak mengeluh atau menyalahkan orang lain atau kondisi diri yang tidak menguntungkan.
Ada empat jenis kesabaran yang harus Anda pelajari untuk dikuasai:
- Kemampuan untuk bertahan dalam kondisi alam yang tidak menguntungkan, seperti bekerja di bawah kondisi cuaca buruk;
- Kemampuan untuk menanggung penderitaan fisik, seperti rasa sakit dan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh penyakit;
- Kemampuan untuk menanggung siksaan mental, seperti perlakuan tidak menyenangkan dari orang lain
- Kemampuan untuk menahan godaan yang merusak, seperti minum, berjudi, korupsi, dan kesenangan seksual.
SUTRA TENTANG BERKAH UTAMA (61)
~ Luang Por Dettajaevo
APAKAH ANDA MUDAH MENYERAH?
Apakah Anda tipe orang yang mudah melanjutkan hidup saat keadaan menjadi sulit? Atau Anda tipe yang cengeng dan langsung menyerah dari awal? Beberapa orang berhenti dari pekerjaannya karena tidak dapat menerima kritik dari rekan kerjanya. Beberapa istri meninggalkan suaminya karena tidak dapat akur dengan mertuanya. Beberapa umat meninggalkan perkumpulannya karena ada yang salah bicara tentang mereka. Orang-orang seperti ini kurang memiliki daya tahan dan kesabaran. Mereka tidak cukup tangguh untuk melanjutkan hidup ketika kondisi menjadi sulit.
Selalu lihat sisi baik dari setiap kondisi sebelum Anda menyerah. Ingatkan kembali diri Anda bahwa situasi bisa saja lebih buruk dari ini. Kembangkan kekuatan untuk menghadapi kritik, penganiayaan dan prasangka. Latihlah diri untuk bertahan menghadapi ketidakadilan. Tutup mata untuk provokasi dan penghinaan. Berlatihlah untuk tidak melawan balik namun juga tidak melarikan diri. Melawan balik bisa membuat keadaan menjadi lebih buruk, namun melarikan diri bisa disalah artikan bahwa Anda memang salah. Sebaliknya, tetap teguh dan biarkan kesabaran Anda menang. Tanpa landasan kesabaran yang baik, seseorang akan mengalami kesulitan mengadapi kehidupan.
BAGAIMANA MELATIH KESABARAN?
Jangan pernah menyerah untuk melakukan hal yang pantas. Selalu gunakan kebijaksanaan dan pertimbangan yang baik dalam setiap hal yang Anda lakukan. Renungkan kualitas kemanusiaan Anda dan jangan mengkompromikan hati nurani Anda.
Hindari kemarahan. Kemarahan adalah emosi penghancur yang sulit diatasi. Ketika Anda marah, Anda kehilangan ketenangan dan kemampuan untuk mengendalikan perilaku Anda. Memiliki kesabaran berarti tidak memiliki kemarahan, kebencian dan dendam kepada siapapun. Jika Anda memiliki sedikit kemarahan, Anda tidak bisa sepenuhnya mencintai atau setuju dengan siapapun.
Berlatih meditasi. Meditasi adalah sebuah bentuk latihan mental untuk memunculkan kebijaksanaan yang pada akhirnya memunculkan kesabaran. Kebijaksanaan didukung oleh kesabaran dan sebaliknya. Kesabaran dan meditasi adalah kebajikan yang saling melengkapi. Kenyataannya, semua kebaikan muncul dari meditasi karena semua berawal dari pikiran dan meditasi adalah cara memurnikan pikiran. Praktik meditasi sendiri adalah contoh pelatihan kesabaran. Untuk dapat duduk diam dalam waktu yang lama membutuhkan kesabaran yang luar biasa.
BAGAIMANA KESABARAN MEMBERI MANFAAT?
Hampir tidak ada tugas yang datang tanpa tantangan. Apapun pekerjaan yang Anda lakukan, kesuksesan Anda tidak hanya tergantung pada tingkat kebijaksanaan Anda tapi juga kesabaran Anda untuk menerapkan kebijaksanaan pada saat yang tepat. Pepatah "ketika kondisi sulit, hanya yang tangguh akan melanjutkan" adalah hal yang patut diingat. Untuk dapat menang kita harus menjadi tangguh. Kesabaran adalah nilai yang memungkinkan Anda bertahan dalam tugas-tugas Anda. Daripada melihat rintangan dengan rasa takut, sambutlah rintangan itu dengan rasa sabar dan lihat mereka sebagai tantangan. Dengan demikian, setiap kesuksesan, baik dalam hal duniawi dan spiritual, dapat menjadi pengingat atas latihan kesabaran yang telah Anda lakukan.
Kesabaran adalah kebajikan terbesar kedua setelah kebijaksanaan. Kesabaran membuat kebajikan lainnya muncul. Setelah Anda mengembangkan kesabaran, Anda akan memiliki kekuatan untuk memotong akar kejahatan dan dapat mempraktikkan kebaikan tanpa menyerah kepada rintangan. Sebagai hasilnya, Anda akan memiliki kepribadian yang menawan, terbebas dari konflik, memperoleh dukungan dari orang lain, meraih kesuksesan di setiap tingkatan, mampu memunculkan kedamaian dan keharmonisan di dalam diri dan lingkungan, serta dapat membawa manfaat bagi masyarakat. Lihatlah Gandhi dan apa yang telah ia lakukan, itu semua karena kesabarannya untuk meraih kemerdekaan bagi India.
Kesabaran adalah kebajikan yang menuntun seseorang menjadi Buddha.
SUTRA TENTANG BERKAH UTAMA (62)
~ Luang Por Dettajaevo
BERKAH KE 28:
RENDAH HATI BILA DINASEHATI.
Ikan yang hidup di air tidak memperhatikan airnya. Orang yang terbiasa berbuat salah tidak memperhatikan kesalahannya.
Ada ungkapan menyebutkan bahwa mereka yang tidak pernah salah berarti tidak pernah berkarya. Kita dengan mudah melihat kesalahan orang lain, tapi tidak kesalahan diri sendiri. Tanpa ada orang yang menunjukkan kesalahan, kita mungkin tidak pernah sadar.
Seseorang yang memiliki keinginan tulus untuk belajar dan meningkatkan diri harus mampu menerima kritik dan saran dari orang lain serta bersedia dikoreksi. Agar dapat menerima nasehat, seseorang perlu memiliki tiga kualitas : kesabaran, kerendahan hati dan rasa syukur. Sabar untuk menghadapi penolakan, kerendahan hati untuk menerima bimbingan, dan syukur untuk orang yang memberi nasihat.
Setiap orang memiliki bibit keras kepala dan ego. Beberapa orang dapat mentolerir segala kesulitan fisik dan mental, tapi ketika mendapat kritik atau saran dari orang lain, mereka tidak dapat menerimanya. Kritik ini menyinggung ego mereka. Ego dapat berbahaya karena menimbulkan cara pandang yang salah, keras kepala dan tidak mau menerima nasihat dari orang lain.
Sifat keras kepala, tidak mau menyerah, tidak masuk akal, berpikiran sempit, berpikiran tertutup, tidak fleksibel dan ketidakmampuan untuk menerima kritik atau saran dari orang lain adalah hambatan yang mencegah seseorang untuk maju. Dengan tidak terbuka terhadap kritik, Anda menutup pintu untuk nasihat yang bermanfaat dan tidak membiarkan kebijaksanaan untuk muncul.
KERAS KEPALA
Ada dua jenis orang yang keras kepala: satu karena kebodohan; yang lain karena memiliki pandangan yang salah.
Beberapa orang memiliki pendidikan tinggi tapi tidak dapat bertahan di dunia nyata. Orang-orang ini adalah mereka yang pintar tapi tidak cerdas. Cerdas dalam arti terampil menghadapi masalah hidup. Karena memiliki prestasi akademis, mereka merasa mengetahui segalanya dan tidak mau menerima masukan dari siapapun. Hasilnya, tidak ada yang peduli untuk menasihati mereka dan memberitahu kekurangan mereka.
Mereka yang berpandangan salah, sangatlah sulit untuk dididik. Pikiran mereka tertutup dan menolak untuk mendengar ide atau sudut pandang lain. Banyak konflik di dunia ini muncul karena orang menjadi radikal, terpaku pada sistem kepercayaan mereka, gagal menerima pandangan orang lain. Mereka memiliki sikap "Saya telah mengambil keputusan, jangan bingungkan saya lagi dengan fakta."
CIRI-CIRI ORANG KERAS KEPALA
Orang yang keras kepala datang dalam segala bentuk. Akar dari kekeras kepalaan mereka dan perilaku mereka yang diungkapkan dapat diamati dengan cara-cara berikut:
- Mengabaikan orang yang memberi nasihat.
- Membentak atau menjawab balik dengan cara yang menyakiti orang lain.
- Mengganti pembicaraan untuk menghidari topik tersebut.
- Curiga pada niatan orang lain, mencari kesalahan orang dan menyembunyikan kesalahan sendiri.
- Merahasiakan kesalahan pribadi, tidak ingin orang lain tahu.
- Tidak tahu terima kasih, tidak ingin berhutang budi kepada orang lain.
- Suka membalas ucapan orang lain dan mengambil keputusan.
- Senang berdebat dan memiliki alasan untuk apapun.
- Cemburu dan egois, tidak ingin orang lain lebih baik.
- Sombong dan sering membual, berpikir mereka terlalu bagus untuk diberikan nasihat.
- Memiliki pandangan yang tidak sesuai realita.
- Arogan dan berpikiran tertutup.
- Memiliki niat tidak baik atau tidak bermoral, bertekad jahat.
- Menipu diri sendiri, berpikir mereka lebih baik dari orang lain.
- Mudah tersinggung dan mudah marah.
- Menyimpan dendam dan tidak dapat memaafkan.
- Bereaksi negatif terhadap saran, tidak mampu mengendalikan amarah ketika diberitahu kesalahan.
Keras kepala adalah tanda ketidakdewasaan. Orang yang tidak menerima saran dari orang lain adalah mereka yang belum mengembangkan nilai kesabaran dan kerendahan hati. Beberapa orang bisa menerima saran dari atasan atau rekan sebaya namun tidak bisa menerima kritik dari bawahan atau orang yang lebih muda atau berstatus lebih rendah.
Siapa orang yang paling keras kepala yang Anda kenal? Jika Anda ingin bertemu orang ini, cari cermin dan lihatlah pantulannya. Orang yang Anda lihat di sana adalah orangnya!
BAGAIMANA MENGHADAPI ORANG KERAS KEPALA?
Ada beberapa cara untuk menghadapi orang keras kepala. Pahami temperamen orang yang akan ada beri masukan. Kenali sifat keras kepala mereka. Sesuaikan pendekatan Anda sesuai dengan sifat dan temperamen mereka.
- Mereka yang keras kepala karena ketidak tahuan lebih suka diberi tahu apa yang harus dilakukan tanpa harus penjelasan atau alasan yang panjang; lagipula mereka tidak akan memahaminya.
- Mereka yang keras kepala karena pandangan yang terbentuk sebelumnya tidak akan bereaksi dengan baik terhadap perintah langsung tanpa alasan yang masuk akal.
- Mereka yang cerdas tetapi tidak memiliki akal sehat tidak akan menerima bimbingan dengan mudah; mereka pikir mereka tahu semuanya. Dengan orang-orang ini, Anda harus memaksa mereka dengan menunjukkan semua kelebihan dan manfaat dari tugas tersebut dan membiarkan mereka membuat pilihan sendiri.
- Bagi mereka yang sedikit keras kepala, berikanlah mereka petunjuk dan mereka akan melakukannya.
- Bagi mereka yang sangat keras kepala, Anda mungkin tidak punya pilihan selain memberi mereka perlakuan keras seperti mengancam akan memotong gaji mereka atau mengucilkan mereka dari orang lain.
BAGAIMANA CARA MENERIMA NASIHAT?
Dengarkan kritik dan saran dengan sukarela. Jangan melawan atau menutup telinga. Jangan menghindari masalah atau mencoba mencari kesalahan. Jangan membalas, membentak atau berbicara kasar.
Jangan berpaling dari orang yang memberi Anda nasihat. Jangan membuat alasan atau mencoba menegur. Daripada tersinggung, terimalah kritik dan ucapkan terima kasih karena telah diberitahu. Sadarilah bahwa tidak mudah bagi seseorang untuk mengambil risiko membuat Anda kesal dengan menunjukkan kesalahan Anda kecuali orang itu berniat baik. Hormati saran, hargai niat baik, dan syukuri orang tersebut. Sadarilah kerugian yang Anda bawa pada diri sendiri karena keras kepala Anda. Anda menutup pintu untuk nasihat yang bermanfaat dan menghalangi jalan Anda untuk maju ketika Anda menolak untuk mendengarkan saran dari orang yang bermaksud baik.
Buka peluang bagi orang lain untuk menunjukkan kekurangan Anda sehingga Anda akan tahu area pengembangan diri Anda. Undanglah anggota keluarga untuk menunjukkan kelemahan Anda bahkan dari anggota keluarga yang lebih muda atau anak-anak Anda sendiri.
Meditasilah secara teratur. Meditasi akan mencerahkan pikiran Anda dan membantu Anda merenungkan dengan bijak nasihat yang diberikan kepada Anda oleh orang lain. Anda akan mendapatkan ketenangan dan wawasan yang memungkinkan Anda untuk melihat kekurangan Anda sendiri dan kemauan untuk melakukan perubahan.
Dengan membuka diri menerima saran dan kritik, Anda memunculkan welas asih dan keinginan dari orang lain untuk menawarkan saran yang membantu Anda. Anda memiliki banyak pengetahuan dan kebijaksanaan dan mampu memperbaiki kelemahan Anda. Hasilnya, Anda akan menjadi lebih bijak dan cerdas mencapai kemajuan dalam hidup.
Seseorang yang menunjukkan kesalahan Anda, telah menunjukkan jalan Anda menemukan harta karun.
SUTRA TENTANG BERKAH UTAMA (64)
~ Luang Por Dettajaevo
BERKAH KE 29:
MENGUNJUNGI PARA PETAPA (SUCIWAN)
Tidak ada teman yang lebih baik dari orang-orang suci.
Tidak semua bhikkhu diciptakan sama. Hanya karena seseorang mencukur rambutnya dan menggunakan jubah, tidak serta-merta membuatnya menjadi "bhikkhu sejati". Hanya melihat seorang bhikkhu melewati pintu bukanlah sebuah berkah. Untuk mendapatkan manfaat sepenuhnya dari bertemu dengan seorang bhikkhu sejati, adalah penting bagi kita tidak hanya "melihatnya" tapi mengenali nilai-nilai kebajikannya, mendengar ajarannya, merenungi ajarannya, meneladani perilaku baiknya serta menerapkan kebajikannya dalam hidup keseharian.
Untuk seseorang yang telah ditahbiskan dapat disebut sebagai bhikkhu sejati, ia harus menjadi orang yang damai dalam pikiran, ucapan dan perbuatan, serta tidak membahayakan orang lain. Ia harus sopan dan berbudi baik. Tidak ada perilakunya yang provokatif. Ia tidak membawa senjata, bertengkar, berbicara kasar, terlibat dalam politik atau ikut demonstrasi. Ia tidak membunuh makhluk hidup apapun. Ia tidak mencuri, berbuat asusila, berbohong, merokok, minum alkohol dan mengkonsumsi obat terlarang. Ia harus dapat mengendalikan inderanya dengan baik, tahan terhadap godaan, dan tidak pernah hilang kesabaran. Ia menahan diri dari bernyanyi, menari, menghadiri pertunjukan hiburan, menggunakan parfum, kosmetik dan aksesoris.
DEFINISI BHIKKHU SEJATI
Seorang biksu adalah orang yang telah ditahbiskan dan menanggalkan segala kemelekatan duniawinya termasuk rumah, keluarga dan semua materi. Seorang biksu sejati adalah biksu yang ditahbiskan dan menjalankan hidup suci, melatih "Dhamma Seorang yang Damai" sesuai ajaran Buddha. Ia adalah orang yang sadar dan puas, tidak lagi memiliki nafsu di pikirannya atau terjebak dalam kesenangan inderawi. Ia hidup sesuai kode perilaku biara, mempelajari kitab suci, melatih pikirannya melalui meditasi dan berdoa setiap hari. Ia hidup sederhana untuk mengurangi kebiasaan buruk di dalam pikirannya. Ia telah mengatasi keserakahan, kebencian dan ketidaktahuan. Ia mampu menghadapi rintangan yang mengambat tenangnya pikiran dan telah mencapai kemajuan tinggi dalam meditasi. Kebahagiaan muncul dari pencapaian spiritualnya.
Biksu semacam ini disebut sebagai "Samana" dalam bahasa Pali. Samana berarti seseorang yang meninggalkan kehidupan duniawinya dan mencari jalan pencerahan. Samana bukan hanya petapa biasa, ia adalah seorang yang sepenuhnya damai dan tenang melalui pengembangan kualitas diri, pelatihan moral dan kebijaksanaan yang lebih tinggi. Samana memiliki semacam pengaruh mangnetis dan berpengaruh pada orang lain. Ketika kita melihat dan mendengar seorang Samana sejati, hal ini akan berdampak positif bagi kita.
Sang Buddha adalah seorang Samana. bhikkhu yang memiliki kualitas seorang samana patut dihormati dan didukung.
SUTRA TENTANG BERKAH UTAMA (65)
~ luang Por Dettajaevo
MENYAPA BHIKKHU SEJATI
Umat Buddha terbiasa untuk menyapa seorang bhikkhu dengan berlutut di hadapannya sembari merangkapkan kedua tangannya dalam sikap hormat. Jika Anda tidak terbiasa atau tidak nyaman melakukan ini , setidaknya sapalah bhikkhu ini dengan sikap hormat seperti menundukkan kepala atau memberikan jalan untuk Beliau lewat. Jika ada kesempatan untuk mengundang bhikkhu ke rumah Anda, tunjukkan keramah tamahan Anda dengan memandangnya secara hormat, siapkan tempat duduk untuknya, tanyakan kebutuhannya atau berbincang Dhamma dengannya.
Memperlakukan bhikkhu yang pantas dengan perilaku yang baik akan membawa karma baik untuk Anda. Umat Buddha percaya bahwa kebajikan yang diperoleh dari menghormati dan berperilaku sopan kepada bhikkhu sejati akan memberikan kebijaksanaan, rasa hormat, kesejahteraan dan kelahiran kembali yang lebih baik.
BHIKKHU 'PALSU'
Seorang bhikkhu yang ditahbiskan namun tidak menjalankan disiplin (vinaya) ke-bhikkhu-an dan tidak memiliki niat untuk melatih diri menjadi bhikkhu sejati, tidaklah layak dihormati. Ada beberapa orang yang ditahbiskan hanya untuk melarikan diri dari permasalahan duniawi atau menghindari kerja keras mencari nafkah. Anda dapat mengenali bhikkhu yang tidak layak ini dari perilakunya yang tidak pantas, seperti pemahaman yang salah atas ajaran Buddha, mengaku mereka telah mencapai tingkat kesucian, menggunakan ilmu hitam, membaca peruntungan atau menjual jimat, mengumpulkan harta berlebihan, menonton hiburan di TV, berbohong, merusak keharmonisan di komunitas dan minum alkohol atau narkoba.
Salah satu dari sekian banyak perilaku tadi sudah cukup untuk mencurigai apakah seseorang adalah bhikkhu sejati. Bhikkhu semacam ini memberikan reputasi yang buruk bagi agama Buddha dan merusak keyakinan dan kepercayaan terhadap ajaran Buddha secara umum. Ada juga beberapa bhikkhu dan samanera yang baru ditahbis dan belum terbiasa dengan disiplin ke-bhikkhu-an. Mereka adalah bhikkhu dan samanera yang sedang berlatih. Mereka menggunakan jubah yang sama dengan bhikkhu pada umumnya, oleh karena itu tidak dapat dibedakan dari bhikkhu yang sudah terlatih baik. Para bhikkhu dan samanera yang sedang berlatih ini mungkin memilki niat tulus untuk menjadi bhikkhu namun mereka belum mengatasi kelemahannya. Butuh waktu untuk para bhikkhu dan samanera yang baru ditahbis ini untuk dapat menguasai disiplin ke-bhikkhu-an dan melatih diri untuk dapat mencapai tingkat kesucian yang lebih tinggi. Jika suatu saat Anda melihat ada bhikkhu yang berlaku tidak sesuai, seperti bersaing untuk mendapatkan makanan dan hasil dana, ada kemungkinan mereka adalah bhikkhu baru.
Akan tetapi, ada banyak bhikkhu dalam komunitas monastik yang benar-benar berbudi luhur dan sungguh-sungguh dalam praktik dan karakter monastik mereka. Melihat para bhikkhu semacam itu dan menghabiskan waktu bersama mereka dapat benar-benar bermanfaat.
MENGAPA BERTEMU BIKSU SEJATI ADALAH BERKAH?
Hal yang Anda lihat dapat meninggalkan kesan positif dan negatif. Jika Anda melihat api berkobar di hutan atau kota, Anda turut merasa panas. Jika melihat es di kutub selatan atau utara, atau pemandangan bersalju, Anda turut merasa dingin. Jika melihat seorang pembunuh di film dengan darah di tangannya, Anda merasa terganggu. Jika Anda melihat seseorang bermeditasi dengan mata tertutup dan duduk tenang, kita dapat turut merasa tenang. Kita dapat bandingkan melihat para samana seperti melihat salju atau tenangnya orang yang bermeditasi.
Melihat dan berinteraksi dengan bhikkhu sejati adalah berkah. Tidak ada teman yang lebih baik dari mereka yang menjalankan hidup suci dan menyebarkan aura perdamaian dan mendorong Anda menyelesaikan masalah dengan baik. Teman semacam ini adalah penangkal dari segala hal jahat dalam hidup Anda.
Dengan bergaul bersama bhikkhu sejati, Anda akan mendapat pengetahuan yang lebih mendalam mengenai ajaran Dhamma yang Anda tidak pernah alami sendiri. Beliau akan menjadi panutan perilaku yang baik bagi Anda dan memberi manfaat dadi nilai baik dan kebijaksanaannya. Pengaruh positifnya dalpat menolong Anda menghadapi tantangan dan kelemahan diri Anda.
Kebahagiaan sejati bersumber dari spiritualitas.
SUTRA TENTANG BERKAH UTAMA (66)
~ Luang Por Dettsjaevo
BERKAH KE 30:
MEMBAHAS DHAMMA PADA SAAT YANG SESUAI.
Satu kalimat Dhamma yang dipahami dengan baik, dapat membawa manfaat yang luar biasa.
Mendengarkan ceramah Dhamma membutuhkan kesabaran dan pikiran terbuka. Ajaran Dhamma cenderung mengingatkan orang akan kekurangan mereka sendiri dan membuat mereka merasa canggung atau malu. Banyak orang dapat berbicara sepanjang hari dan sepanjang malam tentang pesta atau acara hiburan, tetapi jika mereka harus terlibat dalam diskusi Dhamma, mereka merasa seolah-olah sedang disiksa.
TUJUAN DAN MANFAAT DISKUSI DHAMMA
Diskusi Dhamma bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan dan kebijaksanaan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pengetahuan baru, memperdalam pengetahuan yang ada, mengatasi keraguan, memperbaiki pandangan yang salah, menumbuhkan kemurnian pikiran, memperkuat kepercayaan diri dalam melakukan perbuatan baik, dan untuk mendapatkan kebajikan. Dhamma membantu seseorang memahami kebenaran sejati dan kebutuhan untuk melakukan perbuatan baik. Diskusi Dhamma memunculkan kebijaksanaan. Mereka yang rutin mendiskusikan Dhamma mendapatkan manfaat-manfaat ini.
MEMBERIKAN CERAMAH DHAMMA
Memberikan ceramah Dhamma dapat menjadi sebuah tantangan. Kita harus peka pada sudut pandang dan kebutuhan dari pendengar dan bertanggung jawab pada apa yang kita ajarkan. Ada keterampilan yang perlu dimiliki untuk dapat memberikan ceramah Dhamma yang baik. Ceramah Dhamma membutuhkan pendekatan pengajaran yang berbeda untuk orang yang berbeda. Beberapa orang perlu diajar dengan pendekatan yang halus melalui uraian makna perilaku yang baik dan manfaat dari perilaku-perilaku tersebut. Beberapa perlu diajar dengan tegas dengan uraian makna perilaku yang buruk dan apa dampaknya. Beberapa butuh kombinasi dari dua pendekatan ini. Beberapa tidak dapat diajarkan melalui pendekatan apapun. Dalam kasus seperti ini, tidak ada gunanya mengajarkan mereka Dhamma sampai mereka siap membuka pikiran mereka.
Memberi ceramah Dharma tidak seperti sekadar mengobrol. Anda harus siap dan juga mahir dalam cara Anda menyajikan pandangan Anda. Berikut adalah beberapa panduan praktis:
- Jaga agar Sila Anda tetap murni.
Jika Anda adalah seorang perumahtangga, Anda harus mematuhi setidaknya Lima Sila. Jangan menipu diri sendiri dengan berpikir bahwa Anda akan dapat mendiskusikan Dhamma jika Anda bahkan tidak dapat mempertahankan Lima Sila. Juga bukan ide yang baik untuk mendiskusikan Dhamma ketika Anda atau peserta Anda berada di bawah pengaruh alkohol.
- Meditasi rutin.
Dianjurkan untuk bermeditasi sebelum ceramah Dhamma. Ini adalah cara untuk mempersiapkan pikiran Anda memahami hal-hal yang dalam.
- Berpakaian sopan.
Hindari pakaian yang berwarna terlalu terang, provokatif, ketat, kotor, ternoda atau sobek.
- Berperilaku sopan dan santun, sepanjang waktu.
Gunakan ucapan yang halus. Bijaksanalah. Hindari kata-kata yang provokatif. Jangan menyombong, melebih-lebihkan atau omong kosong. Akui batas pengetahuan Anda.
- Jangan menolak ajaran Dhamma yang bertolak belakang dengan pandangan Anda.
Telusuri lagi lebih dalam untuk memahami maknanya. Dhamma adalah ajaran yang halus dan mendalam. Dibutuhkan pikiran yang sama halusnya untuk memahaminya.
- Hindari menggunakan bahasa yang memecah belah.
Sebaliknya, cobalah gunakan bahasa yang mendukung keharmonisan.
- Hindari mengungkapkan amarah saat dihadapkan pada perbedaan pendapat.
Hindari mencari ketenaran untuk diri sendiri, atau memfitnah orang lain. Usahakan diskusi Dhamma ini bermanfaat bagi semua orang.
- Hindari arah percakapan menjadi melenceng, berlebihan atau bertele-tele. Anda dapat membuat peserta menjadi bosan.
Jangan lupa bahwa diskusi Dhamma dirancang untuk menghasilkan kebijaksanaan bagi semua orang.
SUTRA TENTANG BERKAH UTAMA (67)
~ Luang Por Dettajaevo
DISKUSI DAN DEBAT DHAMMA
Debat Dhamma membutuhkan keahlian yang lebih banyak dibanding ceramah Dhamma. Seseorang harus memiliki pengetahuan yang baik terkait topik debat tersebut dan kemampuan untuk berpikir dari sudut pandang orang lain ketika berhadapan dengan pertanyaan yang tidak terduga atau pandangan yang berlawanan. Beberapa orang mengajukan pertanyaan yang menguji pengetahuan Anda. Anda dituntut untuk bersikap bijaksana menghadapi pertanyaan semacam ini. Beberapa pertanyaan butuh jawaban yang berada di luar jangkauan pemahaman si penanya. Dalam kasus seperti ini, lebih baik untuk tidak memberikan jawaban apapun. Misalnya jika Anda ditanya mengenai rincian pencapaian meditasi oleh orang yang tidak pernah bermeditasi.
Memilih orang yang salah untuk diskusi Dhamma dapat membawa bencana. Rekan yang ideal adalah mereka yang berpikiran terbuka, damai, sabar, seorang yang mampu memahami hal-hal yang mendalam dan tidak terlibat dalam percakapan yang tidak masuk akal. Percakapan yang tidak penting haruslah dihindari.
Topik pembicaraan harus disesuaikan dengan rekan diskusi. Jika Anda berusaha untuk mendapatkan pengetahuan tentang Kitab Suci, Anda harus memilih orang-orang yang fasih dalam Kitab Suci. Jika Anda akan berdiskusi tentang meditasi, maka diskusi harus terjadi di antara orang-orang yang juga melatih diri.
Untuk mendapatkan manfaat maksimal, mereka yang berdiskusi harus berbagi tujuan untuk memajukan pengetahuan Dhamma dan mempraktikannya. Pengetahuan tidak berguna jika Anda tidak menerapkannya.
DISKUSI DHAMMA BERSAMA ANGGOTA KELUARGA
Sekarang ini, kesempatan untuk mendiskusikan Dhamma bersama anggota keluarga menjadi semakin langka. Dalam banyak rumah tangga, banyak suami dan istri bekerja dan sudah larut malam ketika mereka tiba di rumah. Anak-anak harus menyiapkan makanan sendiri atau makan tanpa orang tua mereka. Juga, keluarga cenderung menghabiskan waktu terlalu banyak dengan gatget atau menonton TV daripada mendiskusikan Dhamma.
Jika orang tua menghargai masa depan anak-anak mereka, mereka harus menghabiskan lebih banyak waktu dengan mereka dan menanamkan nilai baik kepada mereka. Jika tidak, anak-anak mereka rentan terhadap pengaruh buruk. Tambahan penghasilan yang Anda hasilkan untuk anak Anda dengan bekerja hingga larut, tidak sepadan dengan hilangnya waktu yang dapat Anda gunakan untuk mengajarkan nilai kebajikan pada mereka. Tidak ada uang di dunia ini yang dapat menghilangkan penderitaan Anda jika anak Anda hancur karena pengaruh buruk seperti kecanduan narkoba.
Tidak peduli seberapa sibuknya Anda, Anda harus mencari cara untuk menghabiskan waktu dengan anak-anak Anda setiap hari. Waktu terbaik untuk melakukan hal ini adalah ketika semua keluarga duduk bersama untuk makan malam. Dengan makan bersama, Anda memiliki kesempatan untuk mengamati anak-anak Anda dan mengetahui kabar mereka. Jika seorang anak akan melakukan kesalahan pertama kalinya, Anda akan dapat melihat tanda-tandanya dan dapat mengatasinya. Bagaimanapun, jika Anda gagal melihat tanda-tanda perilaku anak Anda ketika mereka pertama kali melakukan kesalahan, maka anak Anda akan melakukan kesalahan itu lagi dan terlatih menyembunyikan kesalahannya tanpa Anda mengetahuinya.
Karunia Dhamma mengungguli segala hadiah.
SUTRA TENTANG BERKAH UTAMA (68)
~ Luang Por Dettajaevo
BERKAH KE 31:
BERSEMANGAT DALAM MELATIH DIRI.
Bakarlah kekotoran batin dengan api meditasi (pertapaan)
Manusia terdiri dari tubuh dan pikiran. Ketika ada sesuatu yang salah dengan tubuh Anda, Anda akan mengetahuinya karena gejala yang Anda rasakan. Namun jika ada yang salah dengan pikiran Anda, Anda mungkin tidak menyadarinya.
Penyakit di tubuh Anda hanya mempengaruhi satu orang, tetapi penyakit pikiran mempengaruhi banyak orang. Penyakit fisik sering disebabkan oleh bakteri, virus atau kegagalan fungsi beberapa organ, yang tidak sulit untuk dideteksi dan didiagnosa. Penyakit pikiran tidak mudah dideteksi, berbeda dengan bakteri dan virus yang dapat dilihat melalui mikroskop atau di laboratorium. Penyebab penyakit pikiran tidak dapat dilihat oleh mata manusia, mikroskop atau X-ray. Tidak ada dokter yang dapat menuliskan resep untuk menyembuhkannya.
Dalam kondisi alaminya, pikiran itu murni, bercahaya dan penuh kualitas-kualitas indah, tidak rentan terhadap emosi negatif. Tetapi karena dinodai oleh kotoran, pikiran kehilangan kualitas alaminya. Apa yang menyebabkan pikiran menjadi tidak sehat adalah karena “kekotoran batin” - kotoran mental yang mencemari pikiran.
KEKOTORAN BATIN
Dikenal sebagai "Kilesa" dalam Bahasa Pali, kekotoran batin adalah emosi yang dapat mengaburkan pikiran, menyebabkan pikiran kita kehilangan kualitas sejatinya. Kekotoran batin terdiri dari tiga emosi negatif : loba/keserakahan, dosa/kebencian dan moha/kebodohan. Semuanya adalah dasar dari tindakan yang tidak bermanfaat. Ketiga hal ini adalah akar dari penderitaan. Kondisi pikiran seperti cemas, takut, marah, nafsu, depresi, dendam, niat buruk, ambisi yang salah, kemalasan, khayalan, kesombongan, pandangan yang salah, keraguan, kelambanan, kegelisahan, tidak tahu malu dan kemelekatan adalah hal-hal yang mempengaruhi kekotoran batin.
Kekotoran batin ibarat sisa-sisa kebiasaan buruk yang sudah mendarah daging. Hal-hal ini mendorong kita bertindak karena emosi bukan akal sehat atau kecerdasan kita, sehingga menghalangi kita untuk memperoleh pengetahuan dan kebijaksanaan yang lebih tinggi.
SUTRA TENTANG BERKAH UTAMA (69)
~ Luang Por Dettajaevo
MELENYAPKAN KEKOTORAN BATIN
Kita telah menjadi begitu terbiasa dengan kekotoran batin kita sendiri, seperti ikan terbiasa dengan air, sehingga kita tidak tahu mereka ada, atau kita bahkan menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa. Kekotoran batin tidak dapat dilihat oleh mata manusia, mikroskop, atau alat medis apa pun. Kebanyakan agama tidak tahu bagaimana menghilangkan kekotoran batin. Beberapa agama meyakini bahwa kekotoran batin berada di dalam tubuh dan dapat dibersihkan dengan air suci. Sayangnya, kepercayaan semacam ini tidak berdasarkan pada praktik kebijaksanaan. Menurut ajaran Buddha, cara yang tepat untuk menghilangkan kekotoran batin adalah melalui praktik petapaan.
LATIHAN PERTAPAAN
Kata 'pertapaan' berasal dari Bahasa Pali "tapa" yang diterjemahkan sebagai "menggunakan panas untuk membakar kotoran" . Begitu kotoran batin dihilangkan dari pikiran, yang tersisa adalah pikiran yang tidak tercela. Pikiran yang murni dan bijaksana, tidak dilemahkan oleh keserakahan, kebencian dan kebodohan. Layaknya memanaskan bijih besi untuk mendapatkan logam yang dapat digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat. Ketika Anda menghapus semua kotoran atau mineral lain dari emas, yang tersisa adalah emas murni. Pertapaan tidaklah sama dengan penyiksaan diri dipraktikkan oleh Brahminisme, yang juga pernah dilakukan oleh Sang Buddha dan Beliau tinggalkan.
MELAWAN KEKOTORAN BATIN
Setiap kekotoran batin memiliki metode pertapaan berbeda, seperti setiap penyakit butuh obat yang berbeda. Berikut ini beberapa contoh :
- Berlatih memberi untuk melawan rasa pelit.
- Berlatih cinta kasih untuk melawan rasa benci.
- Berlatih delapan sila untuk melawan hawa nafsu sensual.
- Berlatih meditasi untuk melawan kebodohan.
- Makan untuk hidup bukan hidup untuk makan, untuk berlatih hidup sesuai kebutuhan.
- Ikut retret Dhutanga untuk mengatasi kemelekatan terhadap kenyamanan dan kemewahan. Dhutanga adalah praktik pertapaan, hidup dalam pengasingan tanpa memiliki tempat tinggal. Bertujuan untuk membantu hidup suci tanpa kemelekatan dan memperdalam praktik meditasi.
- Berlatih melawan nafsu yang disebabkan oleh enam indera : penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap, perasa (sentuhan) dan pikiran.
Kembangkan disiplin diri untuk mengatasi kemalasan dan kurangnya tanggung jawab.
Belatih berbuat baik untuk mengatasi niat buruk.
- Hindari dan tanggalkan semua perbuatan buruk untuk menghindari kebiasaan buruk.
Kekotoran batin adalah hambatan menuju pencerahan. Setelah kekotoran batin diberantas, akar penderitaan hilang, jalan menuju pencerahan menjadi jelas.
SUTRA TENTANG BERKAH UTAMA (70)
~ Luang Por Dettajaevo
BERKAH KE 32:
MENJALANKAN HIDUP SUCI.
Langkah pertama mencapai hidup suci adalah berpantang dari kesenangan seksual. Berlatihlah hidup selibat.
Dalam Bahasa Pali, kata yang merujuk pada 'selibat' adalah 'Brahma- cariya' yang diartikan sebagai 'kehidupan Brahma atau hidup suci' atau arti yang lebih awam yaitu selibat atau suci. Dalam praktiknya, hal ini berarti berlatih hidup seperti Brahma, dengan memenuhi semua kebajikan dan memupuk kualitas pikiran hingga tidak ada kekotoran batin tersisa. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kondisi pikiran dan memudahkan pencapaian kebebasan sejati.
BAHAYA SENSUALITAS.
Rintangan terbesar yang mencegah batin naik ke tingkat yang lebih tinggi adalah kemelekatan pada kesenangan indera. Maka, langkah pertama untuk mencapai hidup suci adalah dengan berpantang dari kesenangan seksual. Kenikmatan yang datang dari kesenangan seksual datang dengan banyak masalah. Pada dasarnya, hal ini menyebabkan hilangnya kemurnian batin. Pikiran sulit untuk mencapai ketenangan dalam meditasi ketika pikiran kita sibuk dengan kehidupan keluarga, percintaan atau hubungan seksual.
Bagi banyak orang, menikah menjadi tujuan hidup yang baik. Namun kebahagiaan pernikahan sangatlah kecil jika dibandingkan dengan perjuangan dan penderitaan yang mungkin seseorang alami dalam pernikahan. Memiliki keluarga berarti memiliki tanggung jawab lebih banyak dan kebebasan yang lebih sedikit. Ketika pernikahan gagal, semua anggota keluarga menderita, terutama anak. Perceraian dapat mengubah kekasih terbaik menjadi musuh terburuk. Membesarkan anak juga sebuah tugas yang luar biasa. Jika Anda menginginkan hidup bebas dan mandiri, adalah bijak menghindari ikatan pernikahan.
SELIBAT SEBAGAI JALAN PEMBEBASAN.
Tujuan utama semua orang adalah untuk terbebas dari penderitaan dan mencapai Nibbāna. Untuk mencapai tujuan ini, seseorang harus meniti jalan menuju pencapaian spiritual. Langkah pertama adalah dengan membebaskan diri dari kemelekatan inderawi dan menerapkan praktik- praktik perilaku menuju pencerahan menurut Jalan Mulia Berunsur Delapan.
Bentuk paling dasar dari hidup selibat adalah dengan mematuhi Lima Sila, terutama sila mengenai perilaku asusila. Pada tingkat yang lebih tinggi, Anda dapat melatih Delapan Sila dan berpantang dari kegiatan seksual apapun. Jika Anda belum menikah , Anda dapat mempertimbangkan untuk tidak menikah seumur hidup. Batin yang terikat pada nafsu inderawi tidaklah pernah bebas. Seorang yang tidak menikah, bebas seperti burung. Ketika menikah, Anda seperti anak anjing yang dirantai.
Jika Anda adalah seorang laki-laki, tingkat paling tinggi dalam latihan selibat adalah mentahbiskan diri menjadi Bhikkhu. Pentahbisan dapat dilakukan sementara, hanya berlangsung beberapa minggu atau bulan, atau bisa seumur hidup. Seorang bhikkhu yang telah sepenuhnya ditahbiskan mengikuti aturan ketat hidup monastik yang mempunyai 227 Sila. Tujuannya adalah untuk mengatasi kelemahan karakter seseorang dan mengalahkan kekotoran batin. Jika Anda adalah seorang wanita, Anda dapat melatih diri menjalankan Delapan Sila dengan rutin atau menjadi Bhikkhuni. Bhikkhuni menjalankan 311 Sila dan pentahbisan dapat berlangsung sementara atau seumur hidup. Meskipun tidak mutlak diperlukan untuk hidup terasing dan menyepi sebagai biarawan untuk dapat mencapai pembebasan sejati, kehidupan sebagai Bhikkhu dan Bhikkhuni dapat mempercepat proses pencapaian spiritual.
SUTRA TENTANG BERKAH UTAMA (72)
~ Luang Por Dettajaevo
BERKAH KE 33:
MENEMBUS EMPAT KESUNYATAAN MULIA.
Kita telah terlalu terbiasa dengan penderitaan hingga tidak lagi menyadari keberadaannya seperti ikan yang terbiasa di air dan tidak menyadari keberadaan air.
Agama Buddha tidak peduli dengan siapa pencipta dunia atau membuktikan keberadaan Tuhan atau dewa. Melainkan, fokusnya adalah pada realitas kehidupan yang nyata yaitu semua makhluk pasti mengalami penderitaan. Pada awalnya, hal ini mungkin nampak seperti sudut pandang pesimis, namun ajaran Buddha tidak positif atau negatif melainkan realistis. Agama Buddha menekankan pemahaman mengenai penderitaan karena penderitaan itu rumit sedangkan kebahagiaan tidak demikian.
DUKKHA, KEBENARAN TENTANG PENDERITAAN.
Makna penderitaan dalam agama Buddha sering disalahpahami di negara-negara Barat. Bahasa Inggris 'suffering' diterjemah bebaskan dari bahasa Pali 'Dukkha', namun dukkha memiliki cakupan arti yang luas dan berbagai konotasi. Dukkha melingkupi berbagai kondisi psiko- emosional, mulai dari perasaan bahwa ada sesuatu yang tidak beres hingga rasa sakit fisik dan mental. Sebagai suatu perasaan, dukkha berarti 'sesuatu yang sulit dipertahankan'. Dukkha dapat berarti ketidakpuasan, pengalaman fisik dan mental yang tidak menyenangkan, rasa sakit fisik atau mental, ketidak mampuan untuk memuaskan dan ketidak mampuan untuk bertahan. Dapat juga diartikan bahwa tidak ada kedamaian yang abadi dalam kehidupan, bahwa kita selalu berada di bawah tekanan dan perubahan. Ketidak kekalan dan perubahan juga bentuk penderitaan. Sejak tidak ada yang abadi dan semua dapat berubah, manusia menciptakan penderitaannya sendiri dengan melekat pada kesenangan duniawi.
Penderitaan datang dalam dua bentuk : yang tak terhindarkan dan yang sementara. Penderitaan yang tak terhindarkan adalah penderitaan yang dialami semua orang tanpa terkecuali. Lahir, tua dan mati termasuk dalam kategori ini. Penderitaan sementara disebabkan oleh kualitas pikiran yang kurang baik. Penderitaan ini dapat dihindari atau dikendalikan seperti rasa sedih, sakit hati, putus asa, perasaan terluka karena terpisah dari yang dicintai atau harta benda dan kekecewaan.
Beberapa dari Anda mungkin bertanya mengapa kelahiran dipandang sebagai penderitaan. Sementara di beberapa budaya, kelahiran dilihat sebagai sebuah perayaan. Kelahiran adalah bentuk penderitaan karena kelahiran menjadi akar dari banyak permasalahan yang berhubungan dengan keberadaan manusia. Kelahiran menyebabkan usia tua, penyakit dan kematian, hal-hal yang menyakitkan dan tidak diinginkan. Jika kelahiran adalah kebahagiaan, mengapa bayi harus menangis kencang ketika keluar dari rahim ibunya? Proses kelahiran adalah proses yang menyakitkan untuk bayi dan ibunya, namun kita tidak menyadarinya.
Tujuan utama manusia adalah terbebas dari penderitaan. Tujuan ini hanya dapat tercapai jika seseorang terbebas dari lingkaran kehidupan dan kematian.
Semua yang muncul pasti akan rusak dan lenyap. Melekat pada hal-hal yang tidak kekal hanya menimbulkan penderitaan. Tidak mendapat yang diinginkan adalah penderitaan. Tidak dapat berpisah dengan yang tidak diinginkan juga penderitaan. Banyak hal berpengaruh pada penderitaan, termasuk hal-hal yang bertolak belakang dari kesejahteraan kita sebagai manusia, seperti ketidak harmonisan, ketidak puasan, ketidak nyamanan, tersinggung, gesekan dan perasaan bahwa kita tidak lengkap atau tidak mampu.
Kebanyakan orang menganggap kesenangan inderawi sebagai kebahagiaan tertinggi dan satu-satunya. Tetapi kebahagiaan ini adalah ilusi dan sementara. Kebahagiaan sejati hanya dapat ditemukan di dalam diri dan tidak berhubungan dengan kekayaan, kekuatan, penghormatan atau pencapaian. Jika kita mendapatkan harta duniawi dengan paksaan atau cara yang salah atau bahkan kita melekat pada harta-harta ini, mereka akan menjadi sumber rasa sakit dan penderitaan bagi pemiliknya.
Adalah kesalahpahaman umum bahwa umat Buddha percaya bahwa hidup adalah semua tentang penderitaan. Kesalahpahaman ini dapat dihapuskan ketika seseorang memiliki kesempatan untuk memahami lebih dalam makna ajaran Buddha.
SUTRA TENTANG BERKAH UTAMA (73)
~ Luang Por Dettajaevo
EMPAT KEBENARAN MULIA
Empat Kebenaran Mulia adalah kebenaran universal yang telah ada sejak awal waktu. Sang Buddha menemukan kebenaran ini dan mengajarkannya pada dunia. Empat hal ini adalah dasar dari semua ajaran Buddha.
Dalam bahasa Pali, 'kebenaran mulia' adalah 'Ariya Sacca', 'Ariya' berarti 'mulia' atau 'suci'. 'Sacca' berarti 'apa yang sesuai dengan kenyataan'. Sacca biasa diterjemahkan sebagai 'kebenaran', sesuatu yang tidak berubah seiring waktu. Ariya Sacca dapat diterjemahkan sebagai kebenaran mulia, kebenaran para yang mulia, kebenaran yang dimiliki para mulia dan kebenaran yang menjadikan seseorang mulia.
EMPAT KEBENARAN MULIA TERDIRI DARI :
- Kebenaran tentang adanya penderitaan (Dukkha); Kebenaran pertama yang mengungkapkan bahwa keberadaan duniawi pada dasarnya tidak memuaskan dan tunduk pada penderitaan. Singkatnya, semua fenomena dan pengalaman pada akhirnya tidak memuaskan : banyak hal yang menyebabkan penderitaan seperti penuaan, penyakit, kematian, ketidak puasan, bersatu dengan yang tidak diinginkan, berpisah dengan yang diinginkan dan tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Jika kita melekat pada apapun, kita akan menderita.
- Kebenaran tentang sebab penderitaan (Dukkha Samudaya); Kebenaran kedua yang mengungkapkan bahwa penderitaan disebabkan karena kemelekatan pada nafsu dan keinginan : keinginan inderawi, keinginan harta benda, keinginan non- material, keinginan untuk menjadi atau tidak menjadi, keinginan untuk hal-hal yang menyenangkan dan keengganan untuk hal-hal yang tidak menyenangkan. Dimanapun di dunia ini, dimana ada hal-hal yang menyenangkan dan menggembirakan, nafsu keinginan ini muncul dan menguasai. Hal yang menyenangkan dan menggembirakan ini diterima lewat mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran dalam bentuk objek visual, suara, bau, rasa, kesan tubuh, objek pikiran yang menyenangkan dan menggembirakan, kesadaran, kesan indera, persepsi, kehendak, hasrat, pikiran, renungan atas apa yang menyenangkan dan menggembirakan, semua akan memunculkan nafsu keinginan. Kebenaran kedua ini menekankan pada bahaya kehancuran yang ada di dalam diri kita semua, selama kita semua terikat pada hawa nafsu, maka kita semua akan terus berada di dalam penderitaan.
- Kebenaran tentang lenyapnya penderitaan (Dukkha Niroda); Kebenaran ketiga yang mengungkapkan bahwa penderitaan lenyap ketika keinginan dan kemelekatan lenyap. Cara agar nafsu keinginan hilang adalah dengan melenyapkan kekotoran batin. Mengakhiri nafsu keinginan dan kemelekatan ini juga berarti bahwa ketidakpuasan dan kelahiran kembali tidak lagi muncul. Ini adalah kondisi kebahagiaan tertinggi: 'Nibbāna' dapat dicapai di kehidupan ini dengan pemusnahan semua bentuk nafsu keinginan dan kemelekatan.
- Kebenaran tentang jalan menuju lenyapnya penderitaan (Dukkhanirodha-gamini-patipada); Kebenaran keempat yang mengungkapkan bahwa jalan menuju bebasnya dari penderitaan adalah 'Jalan Mulia Berunsur Delapan', jalan menuju Nibbāna.
Keempat kebenaran ini dapat dibandingkan dengan mengobati penyakit dalam pengobatan konvensional. Mengikuti pola medis, penyakit diidentifikasi, penyebabnya didiagnosis, obat dinyatakan ada, dan kemudian obat itu diresepkan. Sang Buddha disamakan dengan seorang dokter yang mendiagnosis dan mengobati penyakit.
Pengetahuan tentang Empat Kebenaran Mulia dapat berupa intelektual (duniawi) atau dengan cara realisasi. Sebagai pengetahuan biasa, Empat Kebenaran Mulia umumnya dianggap sebagai peristiwa terpisah; namun pemahaman mereka membantu menghilangkan prasangka dan keyakinan salah tertentu. Pada tahap realisasi, keempat kebenaran itu secara bersamaan disadari. Siapa pun yang mengakui penderitaan juga menyadari asal usulnya, lenyapnya dan jalan menuju lenyapnya. Tahap realisasi hanya dapat diwujudkan melalui pencapaian meditatif. Begitu disadari, orang itu akan kebal terhadap pengaruh kekotoran batin, mencapai keadaan pikiran suci dan akhirnya pembebasan.
Mereka yang mengakui keberadaan penderitaan, penyebabnya, obatnya dan lenyapnya, telah memahami Empat Kebenaran Mulia.
SUTRA TENTANG BERKAH UTAMA (74)
~ Luang Por Dettajaevo
JALAN MULIA BERUNSUR DELAPAN (1-4).
Jalan Mulia Berunsur Delapan, juga dikenal sebagai Jalan Tengah, adalah jalan untuk mengakhiri semua penderitaan.
Kedelapan elemen sang Jalan dimulai dengan kata ‘Benar’ (sammā), yang menunjukkan cara-cara yang baik, bijaksana, ideal dan terampil. Delapan Jalan ini terdiri dari:
- 1. Pandangan Benar (sammā-ditthi); juga dikenal sebagai pemahaman benar, sudut pandang benar, pengertian benar, dimana pandangan dan kebijaksanaan sesuai dengan Kebenaran. Ini adalah cara yang benar untuk melihat kehidupan, alam dan dunia sesuai dengan apa adanya. Meliputi pemahaman yang merujuk pada keberadaan manusia, Hukum Karma, kebajikan dan dosa, tiga karakteristik kehidupan (ketidakkekalan, penderitaan dan tanpa-diri), kekotoran batin (keserakahan, kebencian dan kebodohan) dan Empat Kebenaran Mulia. Tujuan Pandangan benar adalah untuk membersihkan jalan seseorang dari kesalahpahaman, kebingungan, pikiran yang menipu dan dapat menuntun seseorang menuju hidup yang bajik. Pandangan benar adalah kata kunci ajaran Sang Buddha.
- 2. Pemikiran Benar (sammā-sankappa); juga dikenal sebagai niat benar, tekad benar, konsepsi benar dan aspirasi benar. Meliputi pikiran yang terbebas dari kualitas apapun yang salah dan tidak bermoral seperti nafsu, keinginan salah, kebencian, keegoisan dan kekejaman ; serta menjaga pikiran untuk mempertimbangkan keadaan orang lain dengan simpati dan pengertian.
- 3. Ucapan Benar (sammā-vaca); untuk berbicara kebenaran, untuk berbicara dengan cara yang sopan, menyenangkan, penuh kasih sayang, baik hati, bermanfaat, harmonis, dan dengan niat baik; untuk tidak berbohong, ucapan salah, ucapan memecah belah, bahasa kasar, bahasa kasar, kata-kata kasar, dongeng, celoteh bodoh, obrolan kosong, dan mengatakan hal-hal yang tidak menguntungkan, tidak baik, atau menyakitkan bagi orang lain.
- 4. Tindakan Benar (sammā-kammanta); juga disebut perilaku benar: perilaku baik yang diperoleh dengan tidak mengambil nyawa, tidak mencuri atau mengambil apa yang tidak diberikan, tidak melakukan pelanggaran seksual, tidak minum minuman keras; berperilaku jujur dan bermoral, tidak bertindak dengan cara yang akan merusak atau membahayakan diri sendiri atau orang lain.
JALAN MULIA BERUNSUR DELAPAN (5-8)
- 5. Mata Pencaharian Benar (sammā-ajiva); melakukan profesi yang jujur dan bermanfaat, memperoleh kekayaan dengan cara yang jujur dan etis, untuk menghindari pekerjaan yang melibatkan penipuan atau menyebabkan bahaya dan penderitaan bagi siapapun. Pilihlah pekerjaan atau profesi yang secara moral memuaskan, pekerjaan yang membuat Anda merasa dapat tidur dengan nyenyak. Pekerjaan yang bermanfaat bagi orang lain dan tidak melanggar aturan moral adalah mata pencaharian benar. Pekerjaan apapun yang melibatkan pembunuhan atau membuat orang lain sengsara seperti berdagang senjata, racun, ternak binatang dan menyembelihnya, atau perdagangan manusia, harus dihindari. Beberapa pekerjaan mungkin resmi dan diterima oleh masyarakat namun jika melanggar sila atau Hukum Karma, pekerjaan itu harus dihindari.
- 6. Daya Upaya Benar (sammā-vayama); juga diterjemahkan sebagai upaya benar, ketekunan benar. Ini adalah upaya untuk berbuat baik dan menghindari yang buruk; untuk mencegah pikiran jahat memasuki pikiran seseorang; untuk menghilangkan pikiran jahat yang sudah ada; untuk mengembangkan dan memelihara perilaku yang sehat; untuk menghindari dan mengatasi hal-hal yang tidak bermanfaat; untuk menekan semua pikiran jahat; dan untuk menumbuhkan kebajikan yang mengarah pada pencerahan.
- 7. Perhatian Benar (sammā-sati); juga diterjemahkan sebagai kesadaran benar dan perhatian benar: sadar akan pemikiran, tindakan, dan ucapan sendiri; memiliki kendali indera; bertindak dengan pemahaman yang jelas; pikiran selalu waspada terhadap fenomena yang memengaruhi tubuh dan pikiran, menyingkirkan keserakahan dan kesusahan akibat masalah duniawi; tidak bertindak atau berbicara karena kurang perhatian atau kelupaan; untuk tetap fokus pada tubuh, pada perasaan, pada pikiran, dan pada kualitas mental; tidak membiarkan diri sendiri diatasi oleh ketidakpuasan, ketakutan, kecemasan, rasa sakit fisik dan mental; dan untuk menyadari konsekuensi dari tindakan sendiri. Dalam latihan perhatian benar, pikiran dilatih untuk menjadi terbuka, tenang, waspada dan merenungkan kondisi saat ini.
- 8. Konsentrasi Benar (sammā-samadhi); juga dikenal sebagai meditasi benar: mengolah pikiran dengan cara yang benar, untuk berlatih metode meditasi yang benar. Tujuannya adalah untuk mencapai kondisi penyerapan meditatif yang mengarah pada tingkat pencapaian batin, yang disebut 'jhāna'. Para praktisi berkonsentrasi pada sebuah objek meditasi hingga mencapai konsentrasi penuh dan kondisi penyerapan meditatif. Secara tradisional, praktik konsentrasi satu titik, yang dikenal dalam Pali sebagai 'samādhi', dapat dikembangkan melalui perhatian penuh pada pernapasan, objek visual, dan melalui pengulangan mantra. Jhāna digunakan untuk menekan lima rintangan dalam meditasi (keinginan inderawi, niat buruk, bosan, gelisah, khawatir, dan keraguan) untuk masuk ke dalam samādhi, atau konsentrasi sempurna. Jhanā adalah instrumen yang digunakan untuk mengembangkan kebijaksanaan dengan menumbuhkan wawasan dan menggunakannya untuk memeriksa sifat sebenarnya dari sebuah fenomena. Hal ini membantu melenyapkan kekotoran batin, menyadari Dharma dan, akhirnya, menuju pencerahan diri. Selama latihan konsentrasi benar, praktisi perlu menyelidiki dan memverifikasi pandangan benarnya. Dalam proses itu, pengetahuan yang benar akan muncul, diikuti oleh pembebasan yang benar. Batin siapapun yang dilengkapi dengan tujuh faktor ini: pandangan benar, pemikiran benar, ucapan benar, tindakan benar, mata pencaharian benar, upaya benar, dan perhatian benar disebut konsentrasi benar.
Kedelapan Jalan Mulia ini harus dipraktikkan secara bersamaan.
Ajaran Buddha berdasarkan pengalaman pribadi. Kebijaksanaan sejati hanya dapat diperoleh dengan latihan. Daripada keyakinan dan dogma, latihan lebih diutamakan. Kebenaran ajaran Buddha dapat dipraktikkan dan dibuktikan oleh pengalaman. Umat didorong untuk memahami secara rasional bukan karena keyakinan yang buta.
Buddha mengajarkan tentang penderitaan dan jalan keluar dari penderitaan.
Comments
Post a Comment