seimbang

 Bahagia itu suatu perasaan tidak bisa di ratio. Biarkan menjadi magic ga usah dijadikan logic. Tidak usah ada alasan dan syarat untuk bahagia. Pengen bahagia ya bahagia saja nggak usah mikir menggunakan 5W+1H. Ga usah dibandingkan, ditimbang. Biarkan pikiran bawah sadar aja yang merasa, jangan hanya menggunakan pikiran sadar

Orang sulit bahagia karena terlalu banyak pertanyaan 5W+1H.

Aku bahagia bila ..... (bila alasannya faktor luar ya sulit mewujudkannya karena kita tak punya kuasa mengatur dunia luar)

How to get happiness? Aku bahagia karena apa? How to be happy?

Ciri-ciri orang happy senyum dan ketawa aja. Kalau sedang mikir alasan ketawa malah tidak bisa tertawa.

Kalau ingin menghilangkan sengsara perlu pembanding. Kalau kita menderita bandingkan dengan orang yang lebih menderita. Sengsara ini karena ada penolakan. Pikirkan mengapa saya menolak hal ini. mengapa saya punya perasaan ini? kalau saya sedih, marah, sengsara apa yang bisa dibereskan?

Saat kita sudah tak berusaha misalnya berusaha positif thinking berarti kan kita masih negatif kan. tak berusaha ini seperti naik ke lantai 2 dengan eskalator yang naik, meskipun bisa juga dengan eskalator yang turun tapi kan lama, butuh usaha.

Ratio ini harus seimbang bila terlalu banyak meratio alasan bahagia malah tidak bahagia, bila terlalu sedikit meratio juga bisa sengsara. begitu juga dengan rasa jangan sampai karena kita suka sama sesuatu kita langsung beli semua barang yang kita suka tanpa pertimbangan. antara rasa dan ratio harus juga seimbang

sama seperti takut dan berani saat terlalu takut akan gelisah, cemas, tidak berani maju, phobia, khawatir. Bila terlalu berani jadi nekat, membabibuata. bila ditengah jadinya eling lan waspada

marah dan sabar sama penting sabar berlebihan malah apatis energinya low sekali, merusak dalam tubuh. marah berlebihan energi sudah besar namun tetap merusak juga. Dia bisa marah namun bisa tetap tenang memberi tahu bahwa kita tidak suka dengan keadaan itu. 

rasa tanpa rasa. ini perasaan netral. membiarkan semua kejadian dengan netral. kejadian ini tak ada kaitannya dengan AKU dan EGO ku

Begitu ada perasaan memiliki apalagi kemelekatan akan mengusik happiness kita.

Untuk afirmasi gunakan statement "aku bahagia" sudah titik. jangan "aku harus bahagia" karena ada keharusan ada unsur pemaksaan, ada yang mengharuskan dan sedang mengkonfirm state saat ini sedang tidak bahagia. bila dengan statement "Aku mengijinkan diriku bahagia" berarti kan ada yang tidak mengijinkan. Meskipun di kalimat aku bahagia mungkin kadang ada monolog yang menolak saat itu bisa ditanyakan kenapa menolak.

Comments

Popular posts from this blog

HO’OPONOPONO

Antologi Memilih Bertahan

MANGALA SUTTA, Sutra Tentang Berkah Utama (3)