Apa itu Buddhisme?

 Apa itu Buddhisme?

~ Ven. Dr. Sri Dhammananda

 

Apa itu Buddhisme? Pertanyaan ini membingungkan banyak orang yang sering menanyakan apakah Buddhisme adalah filsafat, agama, atau cara hidup.  Jawaban sederhananya adalah bahwa ajaran Buddha terlalu luas dan mendalam untuk ditempatkan secara rapi dalam kategori tunggal mana pun. Tentu saja, Buddhisme mencakup filsafat dan agama serta cara hidup. Tetapi Buddhisme melampaui kategori-kategori ini.

 

Kategori atau label yang diberikan kepada agama Buddha adalah seperti papan nama agar orang-orang mengetahui apa yang sedang disajikan. Jika kita membandingkan agama Buddha dengan toko obat, akan jelas bahwa papan nama di toko obat tidak akan menyembuhkan penyakit seseorang. Jika obatnya manjur, maka Anda bisa menggunakannya untuk menyembuhkan diri sendiri tanpa mempedulikan papan nama yang hanya memberi label obat tersebut.  Demikian pula, jika Ajaran Sang Buddha efektif, maka gunakanlah dan jangan khawatir tentang label atau papan nama. Jangan mencoba menyelipkan agama Buddha ke dalam kategori tunggal mana pun atau membatasinya di bawah papan nama apa pun.


Orang yang berbeda hidup pada waktu yang berbeda dan di tempat yang berbeda telah memberikan label dan interpretasi yang berbeda terhadap agama Buddha.  Bagi sebagian orang, ajaran Buddha mungkin tampak hanya kumpulan praktik takhayul. Bagi kelompok orang lain, ajaran Buddha mungkin merupakan label yang cocok digunakan untuk keuntungan sementara. Bagi kelompok lain, itu kuno.  Bagi kelompok lain lagi, Buddhisme akan memiliki arti penting sebagai sistem pemikiran hanya untuk kaum intelektual.  Bagi sebagian orang lain, ini adalah penemuan ilmiah. Bagi orang Buddhis yang saleh dan taat, Buddhisme berarti seluruh hidupnya, pemenuhan semua yang dekat dan disayanginya.


Beberapa cendekiawan melihat Buddhisme sebagai produk dari lingkungan Indianya atau sebagai hasil dari ajaran agama India jenis lain.  Buddhisme tidak lain adalah Kebenaran Mulia. Ini adalah pendekatan intelektual terhadap realitas. Kesadaran Buddha akan masalah-masalah universal tidak datang melalui proses intelektual atau rasional semata, tetapi melalui pengembangan dan pemurnian batin. Sikap intelektual yang mengingatkan pada sikap ilmiah, tentu menjadikan Sang Buddha benar-benar unik di antara para guru agama sepanjang masa. Tentu saja, standar tinggi penyelidikan intelektual dan upaya etis yang berlaku pada saat itu di India merupakan kondisi utama untuk munculnya kembali cahaya Dhamma dari kegelapan pelupaan.

Comments

Popular posts from this blog

HO’OPONOPONO

Antologi Memilih Bertahan

MANGALA SUTTA, Sutra Tentang Berkah Utama (3)