Tiada Penyerahan Diri

 Tiada Penyerahan Diri

 ~ Ven. Dr. Sri Dhammananda


Ketergantungan pada orang lain berarti penyerahan usaha dan tiada kepercayaan diri sendiri.

 

Buddhisme adalah agama yang lembut di mana kesetaraan, keadilan, dan perdamaian berkuasa. Bergantung pada orang lain untuk keselamatan adalah negatif, tetapi bergantung pada diri sendiri adalah positif. Ketergantungan pada orang lain berarti menyerahkan kecerdasan dan usaha diri kepada seseorang.

 

Segala sesuatu yang telah meningkatkan dan mengangkat kemanusiaan haruslah dilakukan oleh manusia itu sendiri.  Perbaikan manusia harus datang dari pengetahuan, pengertian, usaha dan pengalamannya sendiri dan bukan dari surga. Manusia seharusnya tidak menjadi budak kekuatan alam yang besar, karena meskipun dia dihancurkan oleh mereka, dia tetap unggul berdasarkan pemahamannya tentang mereka. Ajaran Buddha membawa Kebenaran lebih jauh: ini menunjukkan bahwa melalui pemahaman, manusia juga dapat mengendalikan lingkungan dan keadaannya. Dia dapat berhenti untuk dihancurkan oleh mereka dan  menggunakan kekuatan mereka untuk mengangkat dirinya ke ketinggian spiritualitas dan kemuliaan.

 

Ajaran Buddha lebih menghargai kecerdasan dan usaha manusia untuk pencapaiannya dari pada makhluk gaib. Agama sejati berarti keyakinan pada kebaikan manusia, bukan keyakinan pada kekuatan yang tidak diketahui.  Dalam hal itu, ajaran Buddha bukan sekadar agama, tetapi cara mulia untuk memperoleh kedamaian dan keselamatan abadi melalui cara hidup yang terhormat. Sejak awal, Buddhisme menarik bagi pikiran yang berbudaya dan intelektual. Setiap orang berbudaya di dunia saat ini menghormati Sang Buddha sebagai Guru rasional. Sang Buddha mengajarkan bahwa yang dibutuhkan manusia untuk kebahagiaannya bukanlah agama dengan kumpulan dogma dan teori, tetapi pengetahuan tentang sifat kosmik dan hubungannya dengan hukum sebab akibat.

Comments

Popular posts from this blog

HO’OPONOPONO

Antologi Memilih Bertahan

MANGALA SUTTA, Sutra Tentang Berkah Utama (3)