Vegetarianisme

 Vegetarianisme

Ven. Dr. Sri Dhammananda

Di negara-negara tertentu, pengikut aliran Buddhisme Mahayana adalah vegetarian yang ketat. Sambil menghargai ketaatan mereka atas nama agama, kita ingin menunjukkan bahwa mereka tidak boleh menjelekkan mereka yang bukan vegetarian. Mereka harus ingat bahwa tidak ada sila dalam Ajaran Buddha asli yang mengharuskan semua umat Buddha menjadi vegetarian. Kita harus menyadari bahwa Buddhisme dikenal sebagai Jalan Tengah. Ini adalah agama liberal dan nasihat Sang Buddha adalah bahwa tidak perlu bertindak ekstrem untuk mempraktikkan Ajaran-Nya.

Vegetarisme saja tidak membantu seseorang untuk mengembangkan kualitas kemanusiaannya. Ada orang yang baik hati, rendah hati, sopan, dan religius di antara non-vegetarian. Oleh karena itu, seseorang tidak boleh membenarkan pernyataan bahwa orang yang suci dan religius harus bervegetarian.

 Di sisi lain, jika ada yang berpikir bahwa orang tidak dapat hidup sehat tanpa makan ikan dan daging, itu tidak berarti mereka benar, karena ada jutaan vegetarian murni di seluruh dunia yang lebih kuat dan lebih sehat daripada pemakan daging. Karena dikatakan energy negative dari hewan yang kita makan akan masuk ke tubuh kita. Energi negative membuat tubuh menjadi lemah

 Orang yang mengkritik umat Buddha yang makan daging tidak memahami sikap umat Buddha terhadap makanan.  Makhluk hidup membutuhkan makanan.  Kita makan untuk hidup. Karena itu, manusia harus memenuhi kebutuhan tubuhnya dengan makanan yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatannya dan memberinya energi untuk bekerja.  Namun, sebagai akibat dari meningkatnya kekayaan, semakin banyak orang, terutama di negara maju, makan hanya untuk memuaskan selera. Jika seseorang mengidam makanan apapun, atau membunuh untuk memuaskan keserakahannya akan daging, ini salah. Tetapi jika seseorang makan tanpa keserakahan dan tanpa secara langsung terlibat dalam tindakan pembunuhan, tetapi hanya untuk mempertahankan tubuh fisiknya, dia mempraktikkan pengendalian diri.

Vegetarian ini didasarkan pada cinta kasih. Kita tidak meminum apa yang bukan menjadi minuman kita, kalau susu sapi kita minum lalu anak sapi minum apa. Selain itu dalam buku Miracle of enzyme karya Hiromi Shinyo dikatakan bahwa susu sapi rentan membuat orang alergi dan memiliki gangguan pencernaan. Untuk masalah daging dengan tidak makan daging kita bisa mengurangi pembunuhan meskipun tidak signifikan. 

Dalam vegetarian sendiri sebenarnya dapat membuat tubuh kekurangan vitamin omega 3 yang didapat dari ikan dan kacang. Jadi kita harus belajar tentang gizi yang terkandung dalam hewani untuk menggantinya dengan sumber nabati.

Bahaya bila Vegetarian dilandasi keterpaksaan karena disuruh agama, karena ingin sehat, dll. Jadi kalau mau vegetarian belajarlah dulu cinta kasih, kesadaran dan gizi. karena dengan tidak makan hewan akan ada kandungan pada hewan yang tidak kita konsumsi dan tubuh kita jadi kekurangan hal itu. Akhirnya tubuh kita merasa craving. Kita yang tidak menyadari kekurangan gizi dalam tubuh kita pelariannya pada makanan yang kita sukai namun tidak mengandung daging contohnya gluten, gula, gorengan. Jadi penting juga belajar gizi pada vegetarian. Sebetulnya tubuh ini didesain untuk membedakan makanan yang berbahaya dan mana yang nggak. Namun karena lidah dan kebiasaan nutrisi yang sekian itu, akhirnya kalau vitaminnya tidak diberikan akan ada efek lainnya. Sama saja seperti rokok bila biasa ngrokok lalu tidak ngrokok akan lemas kekurangan nikotin akhirnya pelariannya ke permen malah nggak sehat kan. Jadi kalau ingin vegetarian pelajarilah dulu untuk pengendalian diri agar makan sesuai dengan kebutuhan tubuh saja. Nanti lama kelamaan tubuh akan menyesuaikan kebutuhan vitaminnya. Kita makan kan sering kali tidak sadar kalau kita sedang makan sambil lihat youtube, sambil mikir kerjaan, sambil apa gitu.

Kalau makan untuk hidup ya kita akan cukup, kita sadar waktu makan dan hadir utuh waktu makan, dia tak tau kapan lapar dan kenyang.


Comments

Popular posts from this blog

HO’OPONOPONO

Antologi Memilih Bertahan

MANGALA SUTTA, Sutra Tentang Berkah Utama (3)