Penemuan Diri

 Penemuan Diri

Ven. U. Revata


Bagaimana seharusnya kita memperlakukan kekotoran batin? Apakah kita menerimanya, apakah kita menolaknya, atau kita menghancurkannya? Apakah ada cara untuk mengusirnya? 


Di sepanjang kita melakukan latihan dhamma, kita akan menerima kotoran batin dengan benar: Menerima tanpa berpartisipasi. Sebelum kita melenyapkan mereka, kita harus menerimanya, karena kita memilikinya. 


Kita tidak bisa menolaknya. Jika kita menolak, kita akan bergelut dengan argumen kita lagi. Kita akan berseteru dengan kekotoran batin kita. Ini bukanlah caranya. 


Kita harus menerima tanpa berpartisipasi. Jika kita ikut berpartisipasi, mereka akan semakin menguat, kita akan menjadi seorang budak. Itu sebabnya, terima tanpa berpartisipasi. Ini merupakan praktik yang sangat penting.

Saat kemarahan muncul,  lihatlah, 'Oh, kemarahan muncul dikarenakan objek yang tidak menyenangkan', terima saja. Jika kita tidak ikut terlibat, ia berhenti di sana. Keterlibatan kita akan seperti menambahkan bahan bakar ke api. Sang Buddha mengatakan, 'Kemarahan sebagai api 'dossagi' api kemarahan atau ' Rāgaggi'' , api nafsu. Saat kita melihat api yang membakar, jika kita menambahkan bahan bakar, apa yang terjadi? Ia akan menjadi semakin menguat.


Jadi jika kita melihat api, cukup dilihat saja, ketika bahan bakar habis, pada saat itu ia akan berhenti. Dengan cara yang sama, dikarenakan objek yang tidak menyenangkan, dikarenakan perhatian yang tidak bijak, pemikiran negatif, kemarahan muncul. Cukup dilihat saja. Jika kita berpartisipasi, akan menambahkan bahan bakar pada api kemarahan kita, sehingga ia menjadi semakin kuat dan menjadi penyebab penderitaan. 


Terima tanpa berpartisipasi. Kita perlu mengembangkan seni dalam menerima. Ini merupakan suatu seni. Kita tahu, kita perlu tahu. Ini sangat penting!


Tidak hanya terhadap kotoran batin internal di dalam diri kita, tetapi juga external, milik orang lain. Saat kita mengenali bahwa seseorang suka mengeluh, seseorang suka marah, terkadang kita ingin mengubah dia. Jangan berpikir untuk mengubahnya. Jika kita tahu bahwa orang tersebut memiliki sifat demikmian, terima saja.


Jika kita menerima, kita tidak akan berdebat dengannya lagi. Itulah sebabnya, jika kita ingin hidup dengan damai dalam kehidupan, kita harus menerima pada saat kotoran batin internal datang mengunjungi. 


Dengan cara yang sama, terhadap pihak eksternal yaitu mereka yang tidak kita sukai. Jangan merubah mereka menjadi yang seperti yang kita sukai, jangan pernah melakukannya, kita tidak bisa mengubah siapa pun, jika mereka sendiri tidak mau berubah.


Comments

Popular posts from this blog

HO’OPONOPONO

Antologi Memilih Bertahan

MANGALA SUTTA, Sutra Tentang Berkah Utama (3)