Diri ideal

Saat punya impian yang tinggi ada bermacam orang yang menunjukkan kualitas diri yang buruk dan seringkali karena kekurangan safety, acceptance, dan self autority. Ada yang saat mencapai impian terlalu cepat ingin mencapai lebih tinggi. Setelah tercapai tiba-tiba perasaan hampa dan menentukan impian lebih tinggi lagi. Begitulah siklusnya yang membuat impian itu jadi hampa dan bernafsu mengejar terus harta, tahta dan cinta. Karena kita tidak menikmati prosesnya dan seperti karbitan, cepat busuk tidak tumbuh dewasa. Tapi ada juga yang saat impian ditinggikan ada monolog dalam diri "gila lu. Mimpi lu ketinggian" ini.

Untuk mencapai impian dibutuhkan pengetahuan (knowledge) dan prilaku (attitude). Knowledge ini dapat dari buku, seminar. Prilaku ini dari tindakan yang positif, pikiran yang positif, perasaan yang positif (inilah diri ideal). Tindakan, pikiran dan perasaan ini adalah hasil bentukan dari kecil berupa diri ideal, citra diri, harga diri, keyakinan, aturan hidup. 

Aturan hudup ini tetapkan semudah mungkin jangan menggantungkan pihak luar karena kita tidak bisa mengontrol pihak luar. Misal Saya bahagia bila saya tersenyum. Jangan saya bahagia bila punya rumah, mobil, uang Rp ...., keluarga bahagia. Karena bahagia itu masalah rasa jangan di ratio dengan logika

Diri ideal ini seperti saat masih bayi baru lahir perasaan percaya dia akan mendapatkan sesuai kebutuhannya. misalnya dia lapar, dia tau saat dia lapar dan memberi tanda berupa menangis ibunya akan datang menyusuinya dan si bayi ini tidak ada keinginan menimbun ASI, takut besok tidak ada ASI, tidak ada pula ada bayi takut gelap, takut hantu, takut ketinggian, takut kecoak, dan segala jenis ketakutan lainnya. Selain itu bayi tidak pernah memaksa ingin ranjang empuk, ingin baju bagus, mereka menerima aja ditidurkan dimana, dipakaikan baju apa. Mereka menerima semua keadaan yang ada. Dan nyatanya orang tuanya selalu memberi apa yang terbaik. Saat lahir sudah lumayan bagus tapi karena lingkungan sehingga belief, citra diri dan harga diri jadi turun sehingga saat menghadapi masalah jadi rapuh. Saat diri ideal ini muncul dia bisa bebas lepas bilang apapun dan orang lain baik-baik saja. Saat diri ideal ini rusak, kita jauh dari impian akan frustasi

Citra diri adalah cara pandang orang terhadap dirinya sendiri di suatu asppek. Misalnya kalau sudah memandang saya orang apoteker handal namun tidak handal untuk bicara di depan umum. Jadi dia akan hebat saat di apotek tapi kalau disuruh naik panggung bisa pingsan. Citra diri ini mempengaruhi cara bertindak, berucap dan berpikir kita. yang kemudian menjadi sebuah program yaitu keyakinan. pada akhirnya citra diri ini menggambarkan kekuatan, kelemahan, perasaan berharga atau tidak berharga dan gambaran relasi kita dengan orang lain. Citra diri membuat dia menyukai atau membenci dirinya. citra diri membentuk harga diri, bila citra diri rendah Harga dirinya akan rendah juga

Harga diri rendah kalau bermasalah, ini berhubungan dengan frekuensi. Dia akan menarik orang yang sefrekuensi. Kalau harga diri rendah tidak akan bisa mencintai orang. Orang ini juga tidak suka pada dirinya. Jadi orang ini akan suka memandang orang lain negatif terus. Lingkup pergaulannya terbatas. Kalau harga dirinya tinggi dia bisa respek, peduli pada orang lain. Orang macam ini akan dengan mudah menjual dirinya pada hal-hal seperti korupsi lah, perampoklah. mentalnya kekurangan. Kalau harga diri tinggi tidak akan dihargai orang lain melebihi dia menyukai dirinya sendiri.

Mental kekurangan ini contoh nyatanya orang yang suka buka tutup lubang hutang ini adalah salah satu mental miskin mereka takut kekurangan akhirnya berutang saat hampir jatuh tempo takut tidak bisa bayar jadi utang lagi.

Dari keyakinan itu menentukan identitas yang membedakan saya dengan individu lainnya.Keyakinan inti mengarahkan kita pada pasangan kita, pencapaian dalam hidup kit, kemkmuran, kebahagiaan dan kesedihan kita.

Langkah awal untuk melihat citra diri ini coba telanjang di depan kaca, dengan cahaya remang-remang. Pandang seluruh tubuh, apakah ada perasaan tidak enak saat memandangnya? bila ada perasaan tidak enak terus pandangi bagian itu, rasakan perasaan tidak enak itu, tanyakan darimana munculnya perasaan itu. atau jangan-jangan ada monolog kritikan aduh mukaku kok begini-begitu. sadari saja monolog kritikan terhadap diri itu pandangi saja bagian itu. Tanyakan bagaimana perasaannya. Setelah itu pandang mata bayangan dalam cermin itu tanyakan bagaimana perasaannya? apakah dia bahagia? Bagaimanakah cara membahagiakannya? mintalah maaf pada bayangan itu yang notabene adalah meminta maaf pada diri sendiri karena telah membuatnya bersedih, maafkan diri sendiri dan katakan I Love you pada diri sendiri, peluk diri sendiri, katakan terima kasih pada diri sendiri sudah menjadi bagian diriku. Aduh pertama kali saya melakukan ini saya tidak bisa melihat beberapa bagian tubuhku, bahkan melihat wajahku seperti melihat setan, beberapa hari saya melakukan itu saya bisa merasa marah sangat marah, bahkan air mata bisa menetes sendiri.

kualitas diri seperti apa yang harus disiapkan. tuliskan saja kualitas diri yang baik untuk mendekatkan pada impian. putuskan diri ideal yang diinginkan



untuk meningkatkan citra diri perlu pengetahuan dan skill di aspek yang ingin dilakukan. lalu di praktekkan karena kejadian nyata ini kemungkinan ada perbedaan dengan teori. yang membatasi citra diri adalah diri kecil yang terluka, diri kecil ini bisa tidak berani bermimpi besar. citra diri ini membuat orang membatasi diri, membatasi impiannya. dia takut terluka lagi. pemikiran positif, perasaan positif ini sulit muncul. Dari citra diri yang buruk bisa muncul labeling seperti "aku ini bodoh tidak berguna, dll". Labeling ini juga kemungkinan dulu waktu kecil pernah di beri label jelek dari figur otoritas disekitarnya. Jadi jangan memberi label ke orang lain ataupun ke diri sendiri karena begitu kita memberi label kita tidak bisa melihat perubahan dan pertumbuhan orang itu (baik diri sendiri atau orang lain), karena pikiran kita akan melekat pada label itu. Bukankah semua yang ada di dunia ini akan terus berubah

dari impian akan muncul mental blok, setelah tau mental bloknya diberesi. setelah itu dievaluasi apa yang sudah baik. susun afirmasi untuk mengkonter mental blok ini. tulis afirmasi bila dalam 14 hari tidak ada perubahan, ganti pilihan kata.

dengan naiknya citra diri, harga diri akan naik dan diri ideal lebih dekat

saat berusaha positif berarti dia masih negatif. tapi kalau sudah jadi positif efforless sudah positif. Tapi ya kita tidak perlu membenci kenegatifan. Cukup sadari aja kenegatifan itu

jangan perhitungan sama semesta saya sudah melakukan ini itu tapi kok masih gitu-gitu aja

Rumusnya 

Hasil = usaha × pikiran × perasaan

Karena rumus ini ada 2 orang kaya sama-sama suka berdana (usaha sama-sama sudah positif ya) yang A berdana agar Tuhan memberinya lebih, yang B berdana karena Tuhan memberinya lebih. Tiba-tiba yang satu makin kaya yang satu malah bangkrut. Siapa kira-kira yang makin kaya siapa yang malah bangkrut?

A malah bangkrut karena dia bertransaksi dengan Tuhan, pikirannya sedang kekurangan, perasaannya takut miskin. Yang B pikirannya dia berkelimpahan, perasaannya bahagia, bersyukur.

Ada A dan B menawarkan makanan yang sama pada C. A menawarkan karena dia berpikir pasti C butuh barang ini, dia ingin menolong C keluar dari kesulitannya. B menawarkan karena dia adalah marketing sudah kewajiban dia untuk menawarkan barang, dia kan juga butuh tutup poin. A dan B sama-sama menjabarkan keuntungan bila C membeli barang itu, harga yang ditawarkan juga sama. A dan B sama-sama berteman baik dengan C. Kira-kira C akan beli yang mana?

Jadi ada orang yang pikiran dan perasaannya positif kerja sedikit saja sudah berlimpah. Untuk tahu perasaan dan pikirannya sudah baik lihat saja dari hasilnya. Saat pikiran dan perasaanya masih diusahakan positif (positif semu) hasilnya masih sedikit tapi itu masih mendingan kalau usahanya masih bisa besar dia pekerja keras. Lama kelamaan juga hasilnya bisa banyak. Tapi kerjanya harus keras. Tetaplah usahakan untuk berpikiran dan berperasaan positif meski masih negatif. Sampai pikiran dan perasaan itu terbiasa menjadi positif dengan sendirinya dan reflek berpikiraan positif. Ucapkan afirmasi (jika dalam 14 hari belum kelihatan hasil susun ulang kata-katanya agar lebih mudah masuk ke pikiran bawah sadar) dan visualisasi positif (karena pikiran bawah sadar menyukai gambar dan tidak bisa membedakan imajinasi dan kenyataan). Fake it until you make it. Cara lainnya sadari perasaan dan pikiran negatif itu, cari tahu keyakinan apa yqng mendasarinya, tidak perlu membenci kenegatifan itu. Makin kita membenci kenegatifan itu kita makin negatif. Maafkan orang yang menurut kita menyebabkan kita mempunyai pikiran dan perasaan itu. Maafkan diri sendiri dan meminta maaf pada Tuhan mungkin saja kita pernah menyalakan Tuhan juga.

Teruslah berusaha menjadi positif, dan menetapkan impian setinggi-tingginya. Tidak perlu membenci negatif bukankah lampu akan menyala bila ada negatif dan poaitif. Terimalah, sadarilah semua kenegatifan dalam diri kita seperti kita menerima positif. Juga jangan terlalu mencintai ke-positif-an dalam diri kita itu akan membuat kita melekat padanya. Bila belum bisa berkontribusi untuk kebaikan sekitar, setidaknya jangan merusak aja sampai akhirnya kita mengerti arti hidup dan tidak terpengaruh oleh positif dan negatif, serta dualitas lainnya. Sampai kita melakukan segala sesuatu yang bisa kita lakukan tanpa mengharapkan suatu hasil tertentu, tanpa mengharapkan balasan dan bayaran. Saat itulah kita tau passion kita, kita tau fungsi kita di dunia ini. Itulah saat kita tanpa sadar sudah berkontribusi membangun alam ini. Itulah saat kita berserah total pada Sang pencipta.

Comments

Popular posts from this blog

HO’OPONOPONO

Antologi Memilih Bertahan

MANGALA SUTTA, Sutra Tentang Berkah Utama (3)