Posts

Showing posts from October, 2023

Momen Saat Sekarat

 Momen Saat Sekarat ~ Ven. Dr. Sri Dhammananda Dalam kesadaran orang yang sekarat, ada tiga jenis kesadaran (Vinnana) yang berfungsi pada saat kematian: kesadaran penghubung kelahiran kembali (patisandhi-citta), arus kesadaran pasif atau arus kontinum kehidupan (bhavanga) dan pemutusan kesadaran. kehidupan sekarang (cuti-citta). Pada saat terakhir kehidupan seseorang saat ini, (patisandhi-citta) atau kesadaran yang menghubungkan kelahiran kembali muncul, dengan tiga tanda sebagai objeknya.  Patisandhi-citta tetap berada di jalur kesadaran selama lima saat-pikiran samar Javana dan kemudian tenggelam ke dalam bhavanga. Di akhir bhavanga, cuti-citta muncul, memutus kehidupan saat ini dan tenggelam ke dalam bhavanga. Pada saat ini tibalah akhir dari kehidupan saat ini. Di akhir bhavanga itu, patisandhi-citta lainnya muncul di kehidupan selanjutnya dan mulai saat ini kehidupan baru dimulai. Ini adalah proses kematian dan kelahiran kembali menurut Buddhisme, dan hanya dalam Buddhism...

Apakah Kelahiran Kembali Serentak?

 Apakah Kelahiran Kembali Serentak?  ~ Ven. Dr. Sri Dhammananda Hal lain yang sulit dipahami tentang kelahiran kembali adalah apakah kelahiran kembali terjadi secara bersamaan atau tidak. Ini adalah masalah kontroversial bahkan di antara Cendekiawan Buddhis terkemuka.  Menurut Abhidhamma, kelahiran kembali (konsepsi) terjadi segera setelah kematian suatu makhluk tanpa keadaan perantara apapun. Pada saat yang sama, beberapa yang lain percaya bahwa seseorang, setelah kematiannya, akan berevolusi menjadi bentuk roh selama beberapa hari sebelum kelahiran kembali terjadi.  Penafsiran lain mengenai kepercayaan yang sama adalah bahwa itu bukanlah roh, melainkan kesadaran atau energi mental orang yang telah meninggal yang tetap berada di ruang angkasa, didukung oleh energi mental keinginan dan kemelekatannya sendiri. Namun, cepat atau lambat kelahiran kembali harus terjadi. Mahluk peta, yang lahir dalam bentuk roh (yang tak berwujud), adalah makhluk hidup yang tidak beruntun...

Bagaimana kelahiran kembali terjadi?

 Bagaimana kelahiran kembali terjadi? ~ Ven. Dr. Sri Dhammananda Ketika tubuh fisik ini tidak lagi mampu berfungsi, energi tidak mati bersamanya, tetapi terus mengambil bentuk lain, yang kita sebut kehidupan lain. Kekuatan kamma yang memanifestasikan dirinya dalam bentuk manusia juga dapat memanifestasikan dirinya dalam bentuk hewan. Ini bisa terjadi jika manusia tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan kekuatan kamma positifnya. Kekuatan ini, yang disebut keinginan, keinginan, kemauan, kehausan untuk hidup, tidak berakhir dengan tidak berfungsinya tubuh tetapi terus memanifestasikan dirinya dalam bentuk lain, menghasilkan kehidupan kembali yang disebut kelahiran kembali. Saat ini, ada orang di berbagai negara yang secara spontan mengembangkan ingatan akan kelahiran mereka di masa lalu. Pengalaman orang-orang ini telah didokumentasikan dengan baik di surat kabar dan majalah. Beberapa dari orang orang ini tidak pernah menerima bahwa ada yang namanya kelahiran kembali sampai pot...

Penyebab Kelahiran Kembali

 Apa penyebab kelahiran kembali? ~ Ven.Dr. Sri Dhammananda Sang Buddha mengajarkan bahwa ketidak tahuan menghasilkan keinginan.  Keinginan yang tidak terpuaskan adalah penyebab kelahiran kembali. Ketika semua keinginan yang tidak terpuaskan padam, maka kelahiran kembali pun berhenti. Menghentikan kelahiran kembali berarti memadamkan semua keinginan.  Untuk memadamkan keinginan, perlu untuk menghancurkan ketidak tahuan.  Ketika ketidak tahuan dihancurkan, ketidak berhargaan dari setiap kelahiran kembali seperti itu, dirasakan, serta kebutuhan terpenting untuk mengambil jalan hidup dimana keinginan untuk kelahiran berulang seperti itu dapat dihapuskan.   Ketidak tahuan juga melahirkan gagasan ilusif dan tidak logis bahwa hanya ada satu keberadaan bagi manusia, dan ilusi lain bahwa kehidupan yang satu ini diikuti oleh keadaan kesenangan atau penderitaan abadi. Sang Buddha mengajarkan bahwa ketidaktahuan dapat dihilangkan dan kesedihan dihilangkan dengan realisasi E...

Kelahiran Kembali

 Kelahiran kembali  ~ Ven. Dr. Sri Dhammananda Keinginan akan keberadaan dan kenikmatan indria yang tidak terpuaskan adalah penyebab kelahiran kembali. Umat ​​Buddha menganggap doktrin kelahiran kembali bukan hanya sebagai teori, tetapi sebagai fakta yang dapat diverifikasi. Keyakinan akan kelahiran kembali membentuk prinsip dasar agama Buddha. Namun, kepercayaan pada kelahiran kembali tidak terbatas pada Buddhis; itu juga ditemukan di negara lain, di agama lain, dan bahkan di antara para pemikir bebas. Pythagoras bisa mengingat kelahiran sebelumnya. Plato dapat mengingat sejumlah kehidupan sebelumnya. Menurut Plato, manusia hanya dapat dilahirkan kembali hingga sepuluh kali. Plato juga percaya akan kemungkinan kelahiran kembali di kerajaan hewan. Di antara orang-orang kuno di Mesir dan Tiongkok, kepercayaan umum adalah bahwa hanya tokoh terkenal seperti kaisar dan raja yang memiliki kelahiran kembali.  Seorang otoritas Kristen terkenal bernama Origen, yang hidup pada tah...

Energi yang tidak memihak

 Energi yang Tidak Memihak ~ Ven. Sri Dhammananda   Mereka yang tidak percaya bahwa ada energi yang dikenal sebagai kamma harus memahami bahwa energi karma ini bukanlah produk sampingan dari agama tertentu meskipun agama Hindu, Budha dan Jainisme mengakui dan menjelaskan sifat dari energi ini. Ini adalah hukum universal yang ada yang tidak memiliki label agama. Semua orang yang melanggar hukum ini, harus menghadapi konsekuensi terlepas dari keyakinan agama mereka, dan mereka yang hidup sesuai dengan hukum ini mengalami kedamaian dan kebahagiaan dalam hidup mereka. Oleh karena itu, hukum karma ini tidak memihak kepada setiap orang, apakah mereka percaya atau tidak;  Apakah mereka beragama atau tidak. Ini seperti hukum universal lainnya yang ada. Harap diingat bahwa kamma bukanlah milik eksklusif agama Buddha.   Jika kita memahami kamma sebagai suatu daya atau suatu bentuk energi, maka kita tidak dapat melihat permulaannya. Menanyakan di mana permulaan kamma adalah sep...

Keserakahan dan kebodohan

 KESERAKAHAN DAN KEBODOHAN ~ Ven. Dr. Sri K Dhammananda Dapatkah kematian diatasi? Jawabannya adalah dapat! Kematian terjadi karena adanya kelahiran. Hal ini merupakan dua mata rantai dalam lingkaran kehidupan yang dikenal dengan nama“PATTICA SAMUPPADA”, dan keseluruhannya ada dua belas mata rantai dalam lingkaran tersebut, yang beberapa di antaranya adalah KILESA atau KEKOTORAN BATIN. Beberapa karma atau perbuatan menimbulkan VIPAKA atau HASIL (dalam lingkaran kehidupan ini) dan VIPAKA ini terjadi berulang-ulang. Pengulangan dari kelahiran yang tak terhitung ini disebut SAMSARA. Jika kita ingin menghentikan lingkaran kehidupan ini hanyalah dengan cara memotongnya pada tahap kekotoran batin, yaitu: AVIJJA (kebodohan) dan TANHA (nafsu keinginan). Inilah akar-akar dalam lingkaran kelahiran yang harus dimusnahkan, karena itu jika kita dapat memotong nafsu keinginan dan kebodohan, maka kelahiran akan dapat diatasi dan sekaligus kematian juga dapat diatasi, sehingga Samsara teratasi dan...

Kematian tak terelakkan

 KEMATIAN TAK TERELAKKAN ~ Ven. Dr. Sri K Dhammananda Tampaknya agak bertentangan bahwa meskipun kita seringkali melihat kematian yang menghentikan kehidupan, namun kita jarang sekali berhenti untuk merenungkan bahwa kitapun dapat dengan segera menjadi korban maut. Karena keterikatan kita yang kuat terhadap kehidupan, maka merasa segan untuk membawa-bawa pikiran yang menakutkan tersebut. Walaupun merupakan suatu kenyataan bahwa kematian adalah suatu kejadian yang pasti. Namun kita lebih suka menyingkirkan pikiran yang menakutkan ini sejauh mungkin, dan menipu diri sendiri dengan menganggap bahwa kematian hanya merupakan gejala yang jauh dan tidak perlu dirisaukan. Kita harus mempunyai cukup keberanian untuk menghadapi kenyataan tersebut dan harus siap menerima bahwa kematian merupakan kejadian yang nyata.  Jika kita dapat menghargai peristiwa seperti itu dan melengkapi diri dengan kesadaran bahwa kematian merupakan suatu peristiwa tak terelakkan, yang harus diterima sebagai su...

Healing

 Apa arti healing dalam liburan? Jalan-jalan healing merupakan salah satu ungkapan yang dalam beberapa waktu terakhir cukup populer di kalangan anak mudah. Jalan-jalan healing artinya adalah melakukan perjalanan seperti liburan untuk menyembuhkan luka fisik atau emosional. Apa arti dari healing dalam bahasa gaul? Nah, dalam bahasa gaul sendiri healing lebih dikenal dengan proses penyembuhan diri yang bertujuan untuk mendapatkan ketenangan batin dan jiwa. Biasanya, pengguna media sosial menerapkan konsep healing dengan cara pergi berlibur ke tempat yang disenangi. Apa perbedaan healing dan refreshing?  Definisi Refreshing dan Healing Efek yang diterima setelah kita refreshing lebih cepat terasa, namun bersifat sementara. Sementara itu, healing biasa digunakan untuk menggambarkan proses penyembuhan dari sakit, bisa sakit fisik atupun rohani. Apa Bedanya healing dan Liburan?  “Jadi tujuan dan inti dari healing itu penyembuhan diri, kalau memang liburan bisa jadi sarana untuk menyemb...

Sebab Kematian

 SEBAB-SEBAB TERJADINYA KEMATIAN ~ Ven. Dr. K Sri Dhammananda Menurut agama Buddha, kematian dapat terjadi disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: (i) Kematian yang disebabkan oleh habisnya masa hidup sesuatu makhluk tertentu. Kematian semacam ini disebut “AYU-KHAYA”. (ii) Kematian yang disebabkan oleh habisnya tenaga karma yang telah membuat terjadinya kelahiran dari makhluk yang meninggal tersebut. Hal ini disebut“KAMMA-KHAYA”. (iii) Kematian yang disebabkan oleh berakhirnya kedua sebab tersebut di atas, yang terjadi secara berturut-turut. Disebut “UBHAYAKKHAYA”. (iv) Kematian yang disebabkan oleh keadaan luar, yaitu: kecelakaan, kejadian-kejadian yang tidak pada waktunya, atau bekerjanya gejala alam dari suatu karma akibat kelahiran terdahulu yang tidak termasuk dalam butir (iii) di atas. Disebut“UPACHEDAKKA”. Ada suatu perumpamaan yang tepat sekali untuk menjelaskan keempat macam kematian ini, yaitu perumpamaan dari sebuah lampu minyak yang cahayanya diibaratkan sebagai kehidu...

Kelahiran Kembali

 KELAHIRAN KEMBALI ~ Ven. Dr. K Sri Dhammananda Keempat kelompok mental, yaitu: kesadaran dan tiga kelompok mental lainnya yang membentuk “NAMA” atau “KESATUAN KESADARAN” akan terus berlangsung tanpa berhenti. Muncul dan lenyap seperti semula, walaupun tidak pada tempat yang sama, karena tempat terdahulu telah tiada. Kelompok kelompok mental ini harus segera menemukan suatu landasan fisik yang baru seperti saat sebelumnya agar ia dapat berfungsi dengan serasi. Hukum karmalah yang melakukan kesemua ini, yakni dengan segera menempatkan kembali kelompok kelompok tersebut, yang kita kenal sebagai “KELAHIRAN KEMBALI”. Akan tetapi perlu kita ketahui bahwa sesuai dengan Ajaran Agama Buddha, tidak dikenal adanya perpindahan jiwa suatu inti dari satu tubuh ke tubuh lainnya. Menurut filsafat agama Buddha, apa yang sesungguhnya terjadi adalah bahwa “JAVANA” atau “PROSES BERPIKIR AKTIF YANG TERAKHIR” dari orang yang meninggal dunia telah melepaskan kekuatan-kekuatan tertentu, yang bervariasi s...

Lima kelompok kehidupan

 LIMA KELOMPOK KEHIDUPAN ~ Ven. Dr. K Sri Dhammananda Kematian menurut definisi yang terdapat dalam kitab suci Agama Buddha adalah hancurnya Khanda. Khanda adalah lima kelompok yang terdiri dari pencerapan, perasaan, bentuk-bentuk pikiran, kesadaran dan tubuh jasmani atau materi. Keempat kelompok yang pertama adalah kelompok batin atau NAMA yang membentuk suatu kesatuan kesadaran. Kelompok kelima adalah RUPA, yakni kelompok fisik atau materi. Gabungan batin dan jasmani ini secara umum dinamakan individu, pribadi atau ego. Sebenarnya apa yang ada bukanlah merupakan suatu individu yang berwujud seperti itu. Namun dua unsur pembentuk utama, yakni NAMA dan RUPA hanya merupakan fenomena belaka. Kita tidak melihat bahwa kelima kelompok ini sebagai fenomena, namun menganggapnya sebagai pribadi karena kebodohan pikiran kita, juga karena keinginan terpendam untuk memperlakukannya sebagai pribadi serta untuk melayani kepentingan kita. Kita akan mampu melihat segala sesuatu sebagaimana adanya...

Filsafat agama buddha tentang kesedihan

 FILSAFAT AGAMA BUDDHA TENTANG KESEDIHAN ~ Ven. Dr. K Sri Dhammananda Para orang suci yang telah mencapai tingkat kesempurnaan tertinggi tidak meratapi meninggalnya sanak kerabat mereka, karena mereka telah mengikis habis semua emosi manusiawinya. Yang Ariya Arahat Anuruddha tidak menangis ketika Sang Buddha Gotama wafat, namun Yang Ariya Ananda yang ketika itu baru mencapai tingkat kesucian Sotapanna atau Yang Masih Belajar, telah menunjukkan kesedihannya. Bhikkhu Ananda yang bersedih tersebut masih harus diingatkan mengenai pandangan Sang Buddha terhadap kematian melalui kata-kata sebagai berikut: “Ananda, bukankah Sang Buddha pernah mengatakan pada kita bahwa segala sesuatu yang dilahirkan, yang muncul, yang terbentuk, akan lenyap kembali? Ini merupakan sifat dari semua bentuk yang bersyarat, yakni muncul dan akan lenyap kembali. Dengan menyadari bahwa semua itu akan lenyap kembali, maka muncullah kedamaian dan kemuliaan”. Kata-kata ini menguraikan suatu dasar yang di atasnya di...

Eksistensi pengaruh manusia

 EKSISTENSI PENGARUH MANUSIA ~ Ven. Dr. K Sri Dhammananda Sang Buddha berkata: “Tubuh manusia dapat berubah menjadi debu, namun pengaruhnya tetap bertahan”. Pengaruh kehidupan yang telah berlalu kadang-kadang dapat menjangkau waktu yang lebih jauh dan lebih potensial bila dibandingkan dengan masa hidup seseorang yang mempunyai batas-batas waktu tertentu. Seringkali kita bertindak berdasarkan ilham dari kepribadian-kepribadian yang pemiliknya telah menjadi debu. Dalam tindak-tanduk kita, hasil-hasil pikiran mereka juga memainkan peranan penting. Setiap manusia yang hidup di dunia ini dapat dikatakan merupakan susunan dari semua nenek moyang yang telah mendahului kita. Dengan anggapan semacam ini, maka para pahlawan di masa lampau, para filsuf terkemuka, para pertapa, penyair dan para seniman musik dari keturunan apapun, karya mereka tetap ada bersama kita. Bila kita menghubung-hubungkan diri sendiri dengan orang-orang suci dan para pemikir di masa lampau kita dapat memperoleh kebija...

Sakit & Mati

 PENYAKIT DAN KEMATIAN ~ Ven. Dr. K Sri Dhammananda Diserang penyakit ataupun kematian merupakan gejala-gejala yang wajar dari peristiwa-peristiwa dalam kehidupan kita dan semua itu harus diterima dengan keseimbangan batin. Menurut teori Ilmu Jiwa Modern, tekanan mental yang berat dan hebat disebabkan oleh penolakan kita untuk menghadapi dan menerima kenyataan-kenyataan hidup. Tekanan tekanan tersebut bila tidak diatasi akan dapat menimbulkan penyakit fisik yang hebat, dan apabila kita membiarkan perasaan cemas dan sedih yang tidak pada tempatnya dalam menghadapi suatu masalah, malah akan dapat memperburuk keadaan. Kematian tidak seharusnya ditakuti oleh mereka yang bersih dalam pikiran dan perbuatan. Kita hanya merupakan bagian kehidupan dari alam semesta, oleh karena itu pada hakekatnya tidak ada suatu pribadi individu yang meninggal dunia. Sisa-sisa karma sebagai hasil buruk yang muncul dari perbuatan jahat di masa lampau dapat mengikuti kita pada kelahiran kita yang berikutnya,...

Takut mati

 RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN ~ Ven. Dr. K. Sri Dhammananda Manusia merasa terganggu bukan hanya diakibatkan oleh sebab-sebab dari luar, tetapi juga oleh sebab-sebab dari dalam, seperti misalnya pandangan mereka terhadap kematian. Hal ini sebenarnya tidak perlu ditakutkan, karena rasa takut dan ngeri hanya muncul di dalam pikiran kita. Keharusan untuk menerima kenyataan akan penderitaan sering menyakitkan, terutama bagi pikiran yang tidak mampu menghadapinya. Namun, hal ini dapat membantu mengurangi atau menghilangkan perasaan takut dalam menghadapi kematian. Sekali kehidupan dimulai, akan terus berlangsung seperti peluru yang meluncur menuju ke sasarannya, yaitu kematian. Setelah menyadari hal ini, kita harus berani berhadapan muka dengan kefanaan kita sendiri, dan apabila kita ingin dipandang sebagai manusia yang bebas dalam kehidupan, maka kita harus bebas dari rasa takut terhadap kematian. Kita telah mengetahui bahwa ilmu pengetahuan mengajarkan tentang proses kematian, yakni b...

Pengalaman kita sendiri

 *Pengalaman Kita Sendiri 1* ~ Ven. Sri Dhammananda Memahami hukum kamma berarti menyadari bahwa kita sendirilah yang bertanggung jawab atas kebahagiaan dan kesengsaraan kita sendiri. Kita adalah arsitek dari kamma kita. Ajaran Buddha menjelaskan bahwa manusia memiliki setiap kemungkinan untuk membentuk kammanya sendiri dan dengan demikian mempengaruhi arah hidupnya.   Sebaliknya, manusia bukanlah tawanan sepenuhnya atas perbuatannya sendiri;  Dia bukan budak dari kammanya.  Manusia juga bukan sekadar mesin yang secara otomatis melepaskan kekuatan naluriah yang memperbudaknya.  Manusia juga bukan sekadar produk alam. Manusia di dalam dirinya memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mengubah kammanya.  Pikirannya lebih kuat dari kammanya sehingga hukum kamma dapat dibuat untuk melayaninya. Manusia tidak harus melepaskan harapan dan usahanya untuk menyerahkan dirinya pada kekuatan kammanya sendiri.   Untuk mengimbangi reaksi kamma buruk yang telah...

Apa itu Kamma?

 Kamma adalah hukum alam yang impersonal yang beroperasi sesuai dengan tindakan kita. Itu adalah hukum itu sendiri dan tidak memiliki pemberi hukum. Kamma beroperasi di medannya sendiri tanpa campur tangan dari pihak luar, pelaku yang mandiri dan berkuasa.  Kamma atau karma dapat diletakkan dalam bahasa sederhana seorang anak: Berbuat baik dan kebaikan akan datang kepadamu, sekarang, dan nanti. Berbuat buruk dan buruk akan datang kepada kita, sekarang, dan akhirat. Dalam bahasa petani, kamma dapat dijelaskan sebagai berikut: Jika kita menabur benih yang baik, kita akan menuai panen yang baik. Jika kita menabur benih yang buruk, kita akan menuai panen yang buruk. Dalam bahasa sains, kamma disebut hukum sebab akibat: Setiap sebab memiliki akibat. Nama lain untuk ini adalah hukum sebab-akibat moral.  Penyebab moral bekerja di alam moral seperti halnya hukum fisik aksi dan reaksi bekerja di alam fisik.  Dalam Dhammapada, kamma dijelaskan sebagai berikut: pikiran adalah p...